Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Prestasi Olimpiade Naik, Malah Dibilang Melorot

9 Agustus 2024   08:54 Diperbarui: 9 Agustus 2024   09:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizki Juniansyah. (NOC/Naif Muhammad Al as dipublikasikan kompas.com)

Saya tak pernah paham dengan mereka yang menilai bahwa prestasi Indonesia di Olimpiade 2024 merosot ketika sudah dapat dua emas. Kok bisa ya bilang begitu?

Mengukur Olimpiade itu adalah medali emas. Mengukur Olimpiade itu adalah keseluruhan hasil kontingen. Itu menurut saya.

Sekarang, Indonesia sudah dapat dua medali emas. Medali emas didapatkan dari panjat tebing speed pria Veddriq Leonardo dan angkat besi 73 Kg pria Rizki Juniansyah. Selain itu juga dapat satu perunggu dari tunggal putri bulu tangkis Gregoria Mariska Tunjung.

Kalau dapat dua emas, mengapa disebut prestasinya melorot? Padahal sejak 1996 sampai 2020, Indonesia maksimal hanya dapat satu emas.

Tentu saja prestasi kali ini melonjak daripada sejak 1996. Walaupun masih kalah dari 1992 kala Indonesia dapat dua emas, dua perak, dan satu perunggu.

Jadi simpel saja mengukurnya. Kalau medali emas lebih banyak dari Olimpiade sebelumnya, maka itu adalah kemajuan.

Bahwa bulu tangkis merosot dari Olimpiade sebelumnya memang benar. Tapi angkat besi dan panjat tebing lebih bagus dari Olimpiade sebelumnya. Sekalipun nomor khusus speed panjat tebing baru ada di Olimpiade kali ini.

Jadi sekali lagi mudah saja mengukur capaian prestasi Olimpiade untuk negara sekelas Indonesia. Bandingkan saja medali emas Olimpiade saat ini dengan sebelumnya.

Kalau emasnya sama jumlahnya, bandingkan medali peraknya. Kalau medali peraknya sama, ya bandingkan medali perunggunya.

Maka aneh kalau ada yang bilang Indonesia merosot di Olimpiade kali ini padahal sudah menyabet dua medali emas.

32 Tahun

Satu yang bisa jadi penekanan dalam Olimpiade 2024 adalah prestasi yang menyamai capaian pada 1992 khusus untuk medali emas. Di Olimpiade 1992, Indonesia mendapatkan dua medali emas.

Di Olimpiade setelahnya,  Indonesia selalu hanya mendapatkan satu medali emas. Bahkan di Olimpiade 2012 Indonesia tak dapat medali emas sama sekali. Artinya untuk menyamai capaian medali emas di 1992, butuh waktu sampai 32 tahun.

Hal yang juga berbeda adalah, untuk kali pertama cabang di luar bulu tangkis mampu memberikan medali emas. Sebelumnya, hanya bulu tangkis yang mampu memberi medali emas Olimpiade.

Fakta itu bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama adalah penurunan hasil di bulu tangkis. Tapi di sisi lain peningkatan hasil di luar bulu tangkis.

Jadi setelah Indonesia dapat dua emas di Olimpiade kali ini, aneh jika ada yang bilang prestasi Indonesia merosot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun