Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siasat Bolivia: Ubah Kandang ke Daerah yang Lebih Tinggi

6 Agustus 2024   05:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolivia tak kurang akal untuk berusaha lolos ke Piala Dunia 2026. Mereka tak akan lagi main di La Paz yang berketinggian 3.577 meter di atas permukaan laut. Tapi, mereka akan main di El Alto, kota dengan ketinggian 4.099 meter di atas permukaan laut. 

Maka El Alto adalah kota yang lebih tinggi dari Gunung Slamet di Jawa Tengah (3.432 mdpl) dan Gunung Kerinci di Sumatera Barat (3.805 mdlp). Bayangkan saja main bola lebih dari puncak Gunung Kerinci! Maka, siap-siap saja oksigen akan makin tipis!

Cara Bolivia untuk menjamu lawan di dataran tinggi memang sudah lama mendapatkan protes. Dengan ketinggian 3.577 meter di atas permukaan laut, tentu akan membuat lawan bakal kerepotan. Sebab oksigen tipis.

Bintang Argentina Lionel Messi pernah muntah-muntah saat main di Hernando Siles. Para pemain Brasil pernah kepergok memakai oksigen ketika jeda.

Memutar sejarah kembali. Di kualifikasi Piala Dunia, Bolivia memang sudah lama memakai Stadion Hernando Siles atau stadion lain yang ada di La Paz. Bahkan dikutip dari berbagai sumber yang dirangkum Wikipedia, sejak kualifikasi Piala Dunia 1970, Bolivia sudah main di La Paz.

Artinya, Bolivia memang sudah memanfaatkan ketinggian untuk menjamu tim lawan. Ya tentu saja agar tim lawan kerepotan karena selain harus bermain bola juga harus melawan tipisnya oksigen di dataran tinggi La Paz.

Namun, format kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan di masa lalu tak menguntungkan bagi Bolivia. Beberapa format yang umum di masa lalu adalah membagi negara di Amerika Selatan jadi tiga grup. Tiap juara grup lolos ke Piala Dunia.

Jadi hanya satu tim dari tiap grup yang lolos ke Piala Dunia. Sial bagi Bolivia karena mereka bisa memanfaatkan main di kandang dan menang, tapi kalah di kandang lawan. Mentok-mentoknya mereka ada di posisi dua grup.

Contohnya adalah di kualifikasi Piala Dunia 1990. Saat itu Bolivia satu grup dengan Uruguay dan Peru. Format pertandingan adalah kandang dan tandang. Bolivia mampu menang atas lawannya di La Paz. Bahkan mampu mengalahkan Peru di Lima. Tapi Bolivia kalah dari Uruguay di Montevideo. Bolivia kalah selisih gol dan gagal lolos ke Piala Dunia 1990.

Kira-kira begitulah gambaran mengapa Bolivia kerepotan lolos ke Piala Dunia sekalipun sudah main di La Paz. Ya karena mereka buruk ketika main di kandang lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun