Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bulu Tangkis Gagal Dapat Emas, Jangan Cari Kambing Hitam

4 Agustus 2024   14:54 Diperbarui: 4 Agustus 2024   14:58 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita tak indah terjadi di Olimpiade 2024. Bulu tangkis yang biasanya rajin memberi medali emas, kini dipastikan tak dapat medali emas. Kepastian itu terjadi setelah Gregoria Mariska Tunjung kalah di semifinal dari An Se-young.

Sementara, pebulu tangkis Indonesia lainnya sudah tersingkir lebih awal. Tentu ini capaian yang buruk bagi Indonesia. Sejak 1992 sampai 2024, dua kali Indonesia gagal mendapatkan medali emas Olimpiade dari bulu tangkis yakni pada 2012 dan 2024.

Kalau sudah begini, tak perlu cari kambing hitam. Jika melihat performa pebulu tangkis Indonesia memang tidak istimewa, kecuali Gregoria. Selebihnya tak istimewa. Mungkin karena sedang tidak fit, atau memang lagi bukan harinya. Entahlah.

Tapi yang pasti tak perlu cari kambing hitam. PBSI dan semua yang ada di dalam lingkaran bulu tangkis harus introspeksi diri. Mengapa Indonesia sekarang terpuruk. Mengapa performa bisa buruk? Apakah karena kesejahteraan? Apakah karena jadwal yang padat? Atau karena apa?

Perlu dicari akar masalahnya tanpa harus mencari kambing hitam. Diperbaiki dari mulai manajemen di PBSI sampai di teknis lapangan. Semua harus berubah dan lebih baik. Jika tidak ada perbaikan, jangan harap bulu  tangkis akan menjadi perkasa lagi.

Selain itu, sudah mulai perlu dipikirkan tentang regenerasi. Siapa yang akan disiapkan untuk Olimpiade 2028. Sebab, pemain seperti Fajar Alfian atau bahkan Ginting dan Jojo mungkin akan menurun di empat tahun yang akan datang.

Kumpulkan Pelatih di Luar

Mungkin ini agak tak umum. Tapi tak ada salahnya semua pelatih bulu tangkis dari Indonesia yang berkarier di luar dikumpulkan. Setahu saya ada banyak pelatih Indonesia yang melatih di negara luar. Tentu saja mereka diundang bukan untuk menjadi pelatih Indonesia, tapi dimintai masukan dan informasi. Siapa tahu manajemen di luar lebih bagus atau latihannya lebih terpola.

Tak ada salahnya belajar kembali dari nol jika perlu. Sebab, bagaimanapun banyak negara yang telah berubah. Thailand yang pada 90-an bukan siapa-siapa di dunia bulu tangkis kini sudah mulai menjelma jadi kekuatan baru.

Taiwan yang dulu tidak pernah terdengar, kini juga sudah mulai jadi salah satu negara yang diperhitungkan. Jepang yang pada 1990-an bukan siapa-siapa, kini sudah menjadi yang diperhitungkan.

Korea Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun