Kini, Indonesia hanya menyisakan dua nomor di Olimpiade. Sebab, empat pemain/pasangan telah tersingkir. Parahnya lagi, keempatnya tersingkir di babak grup, belum sampai babak gugur.
Mereka yang telah tersingkir adalah Anthony Ginting dan Jonatan Christie (tunggal putra), Rinov/Mentari (ganda campuran), Apriyani Rahayu/Siti Fadia. Sementara dua tersisa adalah Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putrid an Fajar Alfian/Rian Ardianto di tunggal putra.
Semua orang saya yakin akan bertanya ada apa sebenarnya yang terjadi dengan bulu tangkis kita belakangan ini. Dalam beberapa seri BWF World Tour 2024, memang Indonesia tak dapat gelar. Bahkan ketika dalam empat seri beruntun dari Thailand Open, Malaysia Masters, Singapore Open, dan Indonesia Open 2024, tak ada pebulu tangkis Indonesia yang dapat gelar.
Dari empat kegagalan itu, sebenarnya kekhawatiran sudah muncul. Maka di kejuaraan selanjutnya, beberapa nama diparkir untuk tidak ikut ajang. Tujuannya untuk fokus Olimpiade. Sehingga bisa mendapatkan hasil bagus di Olimpiade. Tapi sampai sejauh ini di Olimpiade sangat menyedihkan hasilnya.
Kini, bayang-bayang Asian Games 2022 muncul di depan mata. Bayang-bayang bahwa Indonesia tidak dapat medali sama sekali dari bulu tangkis di Olimpiade 2024 seperti Asian Games 2022. Tentu saja semoga tak seperti itu.
Kalau dalam banyak Olimpiade sebelumnya kita selalu dapat emas (kecuali 2012), tentu ada cerita mengapa bisa mendapatkan emas. Rencana dan akselerasi apa yang dilakukan dalam empat tahun sehingga ada hasil yang maksimal yakni mendapatkan emas.
Lalu apa yang kira-kira kurang. Tentu hanya PBSI, pelatih, dan pemain yang tahu. Tapi yang pasti bahwa prestasi gemilang itu muncul dari cerita panjang membangun fondasi. Mungkin bisa bertahun-tahun membangun fondasi.
Fondasi terus diperkuat dan bangunan terus dipoles mengikuti zaman. Sehingga, prestasi gemilang itu bisa terus didapatkan. Dan satu hal yang pasti, bahwa untuk merobohkan bangunan fondasi itu hanya butuh waktu sesaat.
Jika saat ini adalah masa roboh (semoga tidak benar), maka akan butuh waktu lagi untuk memulai dari nol membangun bulu tangkis Indonesia. Membangun lagi dari pertama dan kemudian kembali lagi lebih kuat. Dan itu butuh waktu yang tidak singkat.
Di sinilah PBSI berperan untuk memperbaiki apa yang terjadi. Yang repot (semoga salah) jika PBSI-nya bermasalah. Entahlah. Yang pasti sedih melihat pebulu tangkis Indonesia jadi bulan-bulanan di Olimpiade.