Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Butuh Orang Gila untuk Bangun Sepak Bola Putri

11 Mei 2024   08:04 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:06 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain timnas U17 putri. (Dok pssi dipublikasikan kompas.com)


Butuh orang gila untuk membangun sepak bola putri. Gila di sini adalah orang yang benar-benar di luar kebiasaan, buka orang yang sakit jiwa.

Orang di luar kebiasaan adalah mereka yang mau mencurahkan pikiran, tenaga, bahkan harta untuk sepak bola putri. Bisa saja ada kelompok gila yang mencurahkan tenaga, kelompok yang hilang mencurahkan harta, dan kelompok yang gila mencurahkan pikirannya.

Mengapa butuh orang gila? Karena sepak bola putri kita jauh tertinggal dari negara lain. Dengan Filipina saja kita dihajar habis-habisan.

Potret ketertinggalan sepak bola putri kita terlihat di timnas putri di Piala Asia senior pada 2022 lalu. Saat itu, Indonesia jadi lumbung gol.

Kala itu dalam tiga laga melawan Australia, Thailand, dan Filipina. Dalam tiga laga total Indonesia kebobolan 28 gol dan tak mencetak gol.

Kemudian di Piala Asia U17 yang kini sedang berlangsung, Indonesia jadi lumbung gol. Itu adalah potret tertinggalnya sepak bola putri Indonesia.

Bagaimana?

Lalu bagaimana? Ya perlu diperbaiki dan ada jenjang kompetisi yang jelas. Membangun kompetisi pun perlu dari umur belia sampai senior.

Pertanyaannya, berapa perempuan yang ingin atau senang bermain bola? Kalau nonton bola saya pikir banyak wanita yang suka, tapi kalau yang mau main sepak bola ada berapa? Dari yang main, berapa yang punya teknis dasar?

Nah butuh sosialisasi massif, lalu kompetisi. Kompetisi yang paling mudah sebenarnya adalah kompetisi kontinu antar sekolah, jika SSB perempuan belum ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun