Khusus ke Indonesia misalnya, apa yang dilakukan STY sudah bagus. Lolos ke Piala Asia adalah capaian luar biasa bagi Indonesia. Sebab, sejak 2004, Indonesia tak bisa lolos ke Piala Asia via kualifikasi. Bahkan, lolos ke Piala Asia di tiga level. Jadi pertahankan STY sampai tugasnya tuntas. Kapan tugasnya tuntas? Ya sesuai kontraknya. Â
Beda Pelatih Klub dan Timnas
Bagi saya pelatih klub dan timnas memiliki atmosfer berbeda. Pelatih klub akan dihadapkan dengan rutinitas yang padat. Sementara, pelatih timnas tidak dihadapkan dengan rutinitas yang padat. Performa klub pun padat, sementara performa timnas cenderung tidak padat.
Jika ada pelatih klub yang dipecat setelah enam laga kompetisi yang buruk, maka wajar saja. Sebab, jika dipertahankan, ada kemungkinan klub akan kalah di laga selanjutnya. Mengapa? Karena jarak antara satu laga dengan laga lainnya hanya kisaran sepekan atau malah kurang.
Artinya, suasana psikologis pemain tidak terjeda panjang. Bahkan, dalam sepekan pembicaraan masih soal kegagalan pekan lalu. Maka, bisa saja di pekan selanjutnya akan lebih buruk.
Beda dengan timnas. Satu laga dengan laga lainnya jedanya bisa sampai satu atau dua bulan. Kalah di bulan lalu belum tentu buruk di bulan ini. Sebab, pemain sudah tidak mendapatkan tekanan ketat. Dua pekan setelah kekalahan, isu yang berkembang sudah berubah. Pemain sudah mengalami cerita hidup baru. Ada jeda yang cukup untuk memulihkan kepercayaan diri jika bermain untuk timnas. Maka, kalah dua kali beruntun, di laga berikutnya di bulan berikutnya bisa saja lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H