Saya merasa aneh kali pertama ketika Indonesia main lawan Irak. Saat itu Indonesia kalah 1-5. Saya merasa bahwa itu bukan timnas Indonesia yang biasanya.
Sangat buruk permainannya. Yang aneh, dengan kualitas pemain lebih baik, mengapa Indonesia bermain seperti itu. Memang manajer Indonesia pernah bilang bahwa kelelahan adalah faktor kalahnya Indonesia dari Irak.
Kemudian performa buruk berulang ketika melawan Filipina. Sekali lagi saya heran, mengapa dengan pemain bagus, Indonesia keteteran lawan Filipina di babak pertama? Untungnya laga berakhir seri.
Saya jadi makin berpikir yang bukan-bukan ketika Indonesia kalah dari Libya. Kebobolan banyak gol justru ketika performanya lumayan di babak kedua.
Apa mungkin ada masalah di ruang ganti? Apakah pelatih Shin Tae-yong tak bisa mengendalikan situasi di ruang ganti?
Ruang ganti identik dengan situasi di luar teknik sepak bola. Misalnya hubungan antarpemain yang renggang dan berdampak ke permainan.
Kalau hubungan renggang tapi masih profesional sih tak masalah. Seperti hubungan Andy Cole dan Teddy Sherringham.
Tapi jika hubungan renggang itu berdampak ke permainan, ya berat juga.
Atau jangan-jangan ada hubungan renggang antara pemain dengan pelatih. Misalnya pemain yang terlalu bintang dan tak bisa dikendalikan oleh pelatih.
Jangan-jangan ada persoalan seperti itu di ruang ganti timnas. Ini sih spekulasi saja. Sebab agak aneh timnas sejak lawan Irak.