Romelu Lukaku adalah salah satu talenta yang menjanjikan awalnya. Namun, pada akhirnya performa Romelu Lukaku naik turun tak keruan.
Awalnya saat di Antwerp, Lukaku jadi pembicaraan. Dia mampu jadi topskor Liga Belgia musim 2009-2010. Saat itu, Lukaku baru berumur 17 tahun.
Dua musim berselang, Lukaku berlabuh ke Chelsea. Sayang, dia masih terlalu muda dan tak mendapatkan kesempatan maksimal di Chelsea pada musim 2011-2012.
Saat itu, Chelsea menjadi juara Liga Champions. Tapi, Lukaku tak berperan. Dia pun merasa tak mendapatkan gelar Liga Champions. Ya karena memang tak menjadi bagian penting Chelsea.
Hanya semusim di Chelsea, Lukaku dipinjamkan ke West Bromwich Albion (WBA). Di WBA, Lukaku menunjukkan ketajamannya. Lukaku mampu membuat 17 gol di musim 2012-2013.
Kemudian, Chelsea menarik Lukaku kembali. Sayang, Lukaku memang seperti tak berjodoh dengan Chelsea. Di musim 2013-2014 Lukaku hanya main dua kali untuk Chelsea dan kemudian dipinjamkan ke Everton.
Di Everton, Lukaku mampu membuat 15 gol di musim 2013-2014. Di musim 2014-2015 sampai 2016-2017, Lukaku jadi andalan Everton. Dia memperlihatkan sinarnya di Kota Liverpool.
Moncer di Everton, Manchester United membeli Lukaku. Sebenarnya dalam dua musim di Manchester United, Lukaku tak buruk-buruk amat. Tapi performa Lukaku jauh dari harapan.
Akhirnya, Lukaku ke Inter Milan di musim 2019-2020 dan 2020-2021. Lukaku kembali memperlihatkan ketajaman dan perannya. Dia pun merasakan gelar juara Liga Italia bersama Inter Milan.
Entah apa yang membuat Lukaku tak bertahan di Inter Milan. Lukaku malah kembali ke Chelsea, tempat yang sebenarnya tak cukup berjodoh dengannya.
Benar saja, Lukaku hanya semusim di Chelsea dan kemudian dipinjamkan ke Inter Milan. Di Inter Milan, Lukaku merasakan  final Liga Champions.