Iran membuat kejutan dengan mengalahkan Brasil 3-2 di laga grup C Piala Dunia U17, Sabtu (11/11/2023). Satu hal yang membuat saya tertarik adalah gol kedua Iran melalui Kasta Taheri di menit 69.
Proses gol itu sangat singkat, cepat, dan mematikan. Visi bermain kiper Iran Arsha Shakouri adalah mulanya. Arsha mendapat bola lalu menendang jauh menuju Taheri yang ada di depan.
Taheri pun menang adu sprint dengan bek Brasil. Tanpa kontrol, Taheri langsung menghujamkan bola dan menjebol gawang Brasil. Gol itu hanya dua sentuhan saja yakni sentuhan Arsha dan Taheri.
Gol dua sentuhan itulah yang menusuk Brasil. Secara moral, gol Taheri sangat bermanfaat bagi Iran. Gol Taheri adalah gol kedua bagi Iran setelah gol pertama Iran melalui Barage.
Gol Taheri adalah gol penyama kedudukan setelah Iran tertinggal dua gol terlebih dahulu. Gol Taheri memacu Iran, meyakinkan Iran bahwa mereka bisa membuat kejutan. Pada akhirnya, gol ketiga Iran muncul melalui Gholizadeh menit 73.
Artinya, empat menit setelah Taheri menjebol gawang Brasil, Iran mampu membuat gol ketiga. Momen gol kedua bisa berdampak cepat hingga munculnya gol ketiga.
Iran mengalahkan Brasil hanya dengan tiga tembakan tepat sasaran ke gawang. Tiga tembakan itu berbuah gol. Iran bukan hanya efektif (menghasilkan gol), tapi juga efisien (memaksimalkan kesempatan untuk mencetak gol).
Kembali ke gol Taheri. Sebenarnya gol seperti itu bukan tidak pernah terjadi. Beberapa kali terjadi. Seingat saya Alisson Becker pernah melakukannya dengan Mohamed Salah di Liverpool.
Tapi memang jarang gol seperti itu terjadi. Nah, apa yang dilakukan Iran sebenarnya bisa jadi contoh bagi tim lain yang dipandang sebelah mata. Bisa saja tim lain di Piala Dunia U17 melakukan apa yang Iran lakukan.
Tapi tentunya butuh kiper yang memiliki visi dan striker yang cepat. Cara ini adalah cara pintas jika lini tengah morat marit tak keruan. Semoga saja kemenangan Iran dan cara mereka main bisa menginspirasi Indonesia U17.