Sampai pagi ini aku menulis, PDI Perjuangan belum memecat Gibran. Gibran Rakabuming Raka adalah kader PDI Perjuangan yang maju Pilpres mendampingi Prabowo Subianto. Padahal PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo.
Kenapa Gibran tak juga dipecat? Kemarin aku baca berita dengan judul Gibran dipecat. Setelah aku baca, ternyata adalah narasi normatif.
Narasi normatif bahwa jika nyalon lewat partai lain otomatis keluar dari partai. Pernyataan itu tentu hanya normatif saja dan tak bisa jadi pegangan untuk organisasi resmi.
Artinya apa? Artinya jika menyebut Gibran dipecat, maka harus ada hitam di atas putih bahwa Gibran dipecat. Jadi "Gibran dipecat" itu harus dengan bukti nyata lewat keputusan partai hitam di atas putih.
Kemudian Kamis (26/10/2023) malam Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan bahwa PDI Perjuangan belum memecat Gibran (berita detikcom). Alasannya secara etika harusnya Gibran mundur. Â Lalu dia berpendapat bahwa publik sudah menilai Gibran Rakabuming mundur dari PDI Perjuangan karena sudah berseberangan dengan partai.
Pernyataan Ahmad Basarah menurut saya normatif juga. Kader atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari pandangan publik, tapi dari surat resmi.
Kalau menunggu Gibran mundur, ya tak akan terjadi. Saya meyakini Gibran tak akan mundur tapi menunggu dipecat. Sama kasusnya dengan Budiman Sudjatmiko.
Lalu mengapa sampai sekarang PDI Perjuangan tidak membuat surat pemecatan pada Gibran. Mengapa tak ada surat resmi pemecatan pada Gibran?
Hal ini tentu hanya PDI Perjuangan yang tahu. Tapi ketika PDI Perjuangan tak juga memecat Gibran, spekulasi akan makin liar di publik.
Bisa saja ada yang berpandangan bahwa PDI Perjuangan main di dua kaki. Bisa saja ada pandangan PDI Perjuangan tak berani pada Jokowi. Bisa saja ada pandangan bahwa PDI Perjuangan tidak tegas.