Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kursi Tunggu yang Bisa Bikin Celaka

28 Juni 2023   19:14 Diperbarui: 28 Juni 2023   19:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi tunggu yang bisa bikin celaka. (Dokpri)

Emosiku tiba-tiba naik. Tak sampai meledak memang. Sebab, tiba-tiba tangan anakku masuk di sela antar kursi dan beberapa saat bikin  panik karena tangan tak bisa dikeluarkan dari "jeratan" celah kursi. Kursinya seperti foto di atas.

Aku sering lihat kursi seperti itu. Kursi yang memiliki celah dengan kursi lain yang sepaket. Kursi itu ada di banyak lembaga publik atau privat. Biasanya jadi kursi tunggu. Pelanggan atau warga yang menunggu pelayanan, duduk di kursi itu.

 Anakku bukan kasus pertama. Di depan mataku sendiri kasus serupa pernah terjadi. Di kursi yang sama di tempat yang berbeda.

Anak umur empat tahun asyik menunggu duduk di kursi seperti di atas. Yang namanya anak kecil pasti sulit diterka. Bisa gerak sana dan gerak sini.

Si anak itu, kemudian tak sengaja memasukkan kaki di celah antar kursi. Tentu hal itu memungkinkan terjadi. Orangtua juga tak akan sibuk memikirkan polah anak-anak.

Nah ketika kaki masuk di celah antar kursi. Kakinya tak bisa keluar. Aku melihat sendiri bagaimana panik muncul karena kaki si anak terjepit di antara kursi.

Syukurlah pada akhirnya kakinya bisa diselamatkan. Waktu itu aku merenung berulang-ulang. Aku membuat kesimpulan, kursi seperti itu berpotensi bikin celaka anak-anak.

Tapi renunganku menguap bersama beberapa dinamika hidup. Sampai akhirnya, anakku jadi korbannya. Sekali lagi, yang namanya anak tentu ke sana ke mari.

Sampai kemudian entah bagaimana awalnya, tangannya masuk di celah itu. Sekali ditarik tangan tak bisa keluar. Dia hanya tertawa kecil. Tapi situasi jadi panik karena ternyata tangan anakku benar-benar tak bisa keluar.

Panik, aku geser pelan-pelan, dia kesakitan. Untungnya di geseran kedua aku bisa mengatasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun