"Coba bayangkan, murid, masyarakat, dan ada juga guru yang sudah membolak-balikkan arti kata. Ada yang demi uang. Ada yang demi pengunjung di media sosial. Semua karena Darso yang kaya itu. Kacau," kata Karman lagi.
"Tapi tidak semua orang kaya seperti itu. Tak semua orang kaya seperti Darso," kataku. Â
"Nah kan aku cerita Darso. Tak cerita orang kaya yang lain. Kaya yang aku maksud di sini ya Darso dan gerombolan yang setipe dengan dia," kata Karman yang membuatku terdiam.
Karman lalu memelorotkan sarungnya. Memelorotan celana dalamnya. Barang Karman kelihatan. "Man kamu mau apa?" tanyaku.
"Buang air kecil!" kata Karman.
"Di mana?" tanyaku.
"Ya depan teras lah," kata Karman.
"Eh jangan! Ke kamar mandi sana!" kataku.
"Oh iya... Kok kamu ngga bilang dari tadi sih," kata Karman.
Aku hanya pusing dengan pernyataan terakhir Karman. Dia lari ke rumah bagian belakang dengan telanjang. Untung tak ada yang lihat, selain aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H