Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB Capreskan Prabowo, Akankah Golkar Buat Poros Keempat?

12 Mei 2023   08:56 Diperbarui: 12 Mei 2023   09:02 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto. (andreas lukas altobeli dipublikasikan kompas.com)

Mungkinkah PAN tetap setia dengan Golkar? Ya mungkin saja. Misalnya, Golkar-PAN mengusung Airlangga-Zulkifli Hasan untuk maju capres. Hanya saja untuk saat ini elektabilitas keduanya masih di bawah dari tiga kandidat lain.  

Cuma memang, Golkar dan PAN ini bisa mencerminkan moderasi. Bisa mencerminkan jalan tengah ketika polarisasi tajam saat pilpres. Maka, jalan tengah dari Golkar dan PAN bisa jadi alternatif. Hanya saja, PAN dan Golkar akan bertarung dengan Gerindra dan PKB yang juga bisa mencerminkan jalan tengah.

Yang pasti sebagai parpol yang memiliki kursi terbanyak kedua di parlemen, harusnya Golkar memiliki posisi tawar yang tinggi. Namun, jika tidak segera direalisasikan membentuk poros baru, PAN bisa segera berlabuh ke Ganjar.

Kalau semua parpol sudah berkoalisi secara konkret dan hanya Golkar yang masih belum memutuskan jalan, akan makin sulit bagi Golkar untuk memiliki posisi tawar pada koalisi lain.

Fenomena 2014

Saya masih ingat fenomena Pilpres 2014. Saat itu, penentuan kursi pengusung Pilpres 2014 ditentukan dari hasil Pileg 2014. Sebab, Pileg 2014 berlangsung lebih dulu daripada Pilpres.

Saat itu, Golkar memiliki 16,2 persen kursi di DPR. Golkar hanya kalah dari PDIP yang memiliki 19,5 persen kursi di DPR. Sekalipun cukup tinggi perolehan kursi bagi Golkar, mereka tak bisa mengusung capres sendiri. Sebab, syarat mengusung capres adalah 20 persen kursi di DPR.

Seingat saya, waktu itu dua kubu sudah terbentuk. Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Nah, sampai waktu terakhir Golkar tak kunjung mendapatkan gandengan untuk mengusung capres. Sama dengan Partai Demokrat.

Pada akhirnya, Golkar lari ke Prabowo-Hatta. Golkar sebagai parpol besar kedua di parlemen tidak bisa mengusung kadernya sendiri sebagai capres atau cawapres. Mungkin karena gerakan berkoalisinya telat daripada parpol lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun