Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman, Dikerjain Terpilih Jadi Koordinator Antardesa

30 April 2023   04:17 Diperbarui: 30 April 2023   06:24 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Foto: eugenesergeev dipublikasikan kompas.com)

Ada satu pengalaman hidupku ketika dipilih jadi pemimpin. Hanya karena teman-temanku ngerjain diriku.

Ceritanya saat kuliah dahulu, ada kuliah kerja nyata (KKN). Ngga tahu apakah saat ini masih ada KKN atau tidak.

Ceritanya saat itu pemilihan para koordinator di KKN tingkat kecamatan. Peserta KKN dibagi per kecamatan. Tiap kecamatan ada ratusan mahasiswa.

Tiap kecamatan alias ratusan mahasiswa itu melakukan pemilihan secara terbuka. Mereka memilih para koordinator di level kecamatan. Panitia pemilihan adalah para dosen.

Tibalah saatnya pemilihan. Pemilihan di ruang aula yang cukup besar dengan ratusan mahasiswa ada di dalamnya sebagai pemilih. Ratusan mahasiswa duduk di kursi yang berbaris rapi ke belakang. Pertama adalah pemilihan mahasiswa koordinator kecamatan. Mahasiswa koordinator kecamatan ini mengoordinir wakil koordinator kecamatan.

Waktu itu, aku masih ingat ada satu teman yang langsung tunjuk jari mau jadi koordinator kecamatan. Tak ada lawan, akhirnya semua teriak setuju si dia jadi koordinator kecamatan.

Kemudian giliran pemilihan tiga wakil koordinator kecamatan. Jabatan ini bertugas menggoordinasikan beberapa desa. Perlu mobilitas tinggi menjadi wakil koordinator kecamatan. Sebab, harus sering pergi dari satu desa ke desa lain untuk koordinasi.

Zaman itu masih jarang yang punya HP. Jika pun ada HP juga tak berfungsi karena lokasi KKN di desa pelosok yang sinyalnya sangat buruk. Maka koordinasi antardesa harus dengan ketemu langsung.

Nah, saat pemilihan wakil koordinator kecamatan, tak ada yang mengacungkan jari tanda kesediaan. Semua senyap, tak ada yang mau jadi wakil koordinator kecamatan.

Ratusan mahasiswa di ruang itu diam saja tak ada yang mau mencalonkan diri. Sampai akhirnya panitia memutuskan siapa yang hendak dicalonkan sebagai wakil koordinator kecamatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun