Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Balada Perantau: Dulu Kangen Kini "Terasing"

26 April 2023   05:40 Diperbarui: 26 April 2023   05:46 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu lama merantau membuat perantau bisa "terasing" di kampung halamannya. Sebab, banyak yang berubah di kampung halaman. Dari bangunan, suasana, sampai orang-orangnya.

Saat awal-awal merantau tentu aku sangat rindu ketika pulang kampung. Yang pasti bertemu orangtua dan keluarga. Bertemu dengan atmosfer di kampung. Bertemu dengan tetangga yang menyapa.

Seiring berjalannya waktu, karena pekerjaan dan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga, membuat mudik tak sesering di masa awal merantau. Mulanya setahun dua kali, berubah jadi setahun sekali.

Itu pun tidak dalam waktu lama berada di kampung. Sebab, harus kembali bekerja. Aku sendiri bukan tipikal orang yang bisa balik mudik langsung kerja.

Kalau balik mudik, harus ada waktu istirahat sehari, baru kerja. Sebab, jika balik mudik langsung kerja, lelahnya tak terkira.

Nah, ketika Covid-19 melanda tentu tak pulang kampung. Makin jarang pulang kampung.

Setelah lebih dari 20 tahun merantau, perubahan banyak terjadi. Misalnya,  dulu pulang kampung bertemu orangtua, kini pulang kampung menengok makam orangtua.

Dulu pulang kampung banyak yang kenal, kini mereka sudah pergi atau meninggal satu per satu. Semakin sedikit yang kenal dengan diriku.

Lalu, anak-anak remaja atau pemuda juga bermunculan. Bayangkan saja, anak yang kini sudah berumur 20 tahunan di kampung adalah anak yang tidak mengenaliku. Sebab, sebelum mereka lahir, aku sudah merantau.

Semakin banyak anak baru dan aku tak paham mereka itu siapa saja. Paling bisa tahu setelah dapat info dari tetangga yang sudah berumur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun