Hak Witan Sulaeman ke Persija. Hak Egy Maulana Vikri ke Dewa United. Itu pilihan hidup mereka. Sekalipun saya pribadi menyayangkan mereka pulang kampung.
Tapi sekali lagi itu hak mereka. Nah, sebenarnya secara pribadi ingin mendengar cerita keduanya kenapa kesulitan main di Eropa.
Kenapa saya bilang kesulitan? Ya karena menit bermain mereka belakangan memang minim. Egy khususnya, dia dapat menit bermain yang minim.
Bahkan, performa keduanya di AFF lalu juga tak istimewa. Egy dalam beberapa laga terakhir tak jadi starter. Witan dapat sorotan karena gawang kosong gagal bikin gol. Singkat kata mereka sedang tak baik.
Saya pribadi sebenarnya ingin mengetahui, apa kendala keduanya di Eropa. Sehingga dalam beberapa waktu belakangan cenderung "tak terlihat".
Menurut saya, kendala keduanya perlu dibeberkan ke publik. Setidaknya banyak yang mengetahui kenapa keduanya sulit mendapatkan tempat utama.
Keterbukaan keduanya juga akan sangat bermanfaat bagi tunas muda sepak bola Indonesia. Sehingga, para pemain muda akan mengetahui apa kendala di Eropa dan mereka bisa belajar.
Kemudian, belajar dari kendala itu, ke depan harapannya tunas muda bisa mengatasi kendala tersebut. Lalu, mereka akan bertahan lama di Eropa.
Apakah Egy dan Witan terkendala cuaca? Apakah Egy dan Witan terkendala tinggi badan? Apakah Egy dan Witan terkendala kangen rumah?
Apakah Egy dan Witan terkendala cara pandang bermain, misalnya jika di Indonesia aksi individu ditonjolkan, di Eropa lebih ke aksi tim? Apakah Egy dan Witan memiliki masalah tentang dasar bermain bola?