Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seandainya Ronaldo Main dari Awal...

11 Desember 2022   05:11 Diperbarui: 11 Desember 2022   06:40 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo. Foto: AFP/MANAN VATSYAYANA dipublikasikan kompas.com

Portugal sudah angkat koper dari Piala Dunia 2022. Mereka kalah 0-1 dari Maroko di perempatfinal, Sabtu (10/12/2022). Saya jadi membayangkan seandainya Cristiano Ronaldo main dari awal.

Mulanya tak terlalu berpikir jika Ronaldo dicadangkan. Toh, saat Ronaldo dicadangkan Portugal bisa menang besar 6-1 atas Swiss di babak 16 besar.

Tapi tiap lawan memang beda perlakuan. Swiss setahuku bermain terbuka. Atau pertahanan mereka tidak rapat. Mengeksploitasi Swiss jadi lebih mudah.

Maroko, seperti yang diduga, akan membangun tembok tebal di pertahanan. Hal itulah yang membuat Portugal kesulitan.

Memang Portugal menguasai bola. Tapi shot on target mereka sama dengan Maroko. Kedua tim tiga kali memiliki shot on target.

Ketika melawan tim dengan tembok tebal, pelatih Portugal Fernando Santos tetap memainkan Goncalo Ramos yang masih muda. Memang Ramos bikin tiga gol saat lawan Swiss. Namun, Maroko bukan Swiss.

Saat laga lawan Maroko, saya tak melihat Ramos memiliki peran penting. Dia hanya sekali menembak ke gawang, jika mengacu pada data espn. Satu tembakan itu pun tak tepat sasaran.

Ronaldo, walaupun juga tak istimewa, dia sekali memiliki peluang bagus di akhir pertandingan. Dia memanfaatkan umpan terobosan, tapi sayang tepat sasaran ke arah kiper Maroko, Bono.

Pengalaman Ronaldo sangat dibutuhkan untuk laga ruwet melawan Maroko. Artinya apa? Artinya bahwa melawan tim dengan karakter beda, kadang membutuhkan pemain yang berbeda.

Lawan Swiss yang terbuka, mengesampingkan Ronaldo tak masalah. Tapi lawan Maroko yang bertahan total, pemain berpengalaman dibutuhkan.
 
Tapi ya sudah. Nasi sudah menjadi bubur ayam. Yang terjadi terjadilah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun