Di dekade 90-an ada pemain Liga Inggris bernama Matt Le Tissier. Dia bukan legenda timnas Inggris. Tapi jika dia disebut legenda Southampton, saya pikir banyak yang sepakat. Â
Apa yang istimewa dari Le Tissier? Banyak sekali. Pertama, dia adalah loyalis Southampton. Hampir semua kariernya dihabiskan di Southampton.
Lelaki kelahiran 1968 ini membela Southampton dari 1986 sampai 2002 alias 16 tahun. Tissier merasakan atmosfer Stadion The Dell yang mini ke St Mary's yang lebih besar.
Apa hal lain yang istimewa darinya? Dia termasuk produktif. Sekalipun berposisi sebagai gelandang serang, Tissier mampu membuat 209 gol bagi Soton di semua ajang sejak 1986 sampai 2002.
Apa lagi keistimewaannya? Dia memiliki kaki kiri dan kanan seimbang. Artinya kedua kakinya hidup. Dari kaki kiri dan kanan dia sering membuat gol.
Ada lagi keistimewaannya? Tissier memiliki tendangan jauh yang cukup akurat. Beberapa golnya tercipta melalui tendangan dari luar kotak penalti.
Karena kemampuan tembakannya dari luar kotak penalti, Tissier juga jadi eksekutor tendangan bebas bagi Soton. Oiya, salah satu tendangan jarak jauhnya pernah menjebol gawang Manchester United (MU) di musim 1999-2000.
Gol Tissier ke gawang MU itu dikenang juga karena aksi buruk Massimo Taibi, kiper Setan Merah. Sebenarnya tendangan Tissier sangat biasa. Tapi, Taibi malah tak bisa mengantisipasi tendangan datar Tissier.
Apa lagi kelebihan Tissier? Dia mampu menahan bola, membawa bola. Tapi tentu saja, aksinya mengolah bola tak sehalus pemain dari Amerika Latin. Dia bisa meliuk-liuk dengan gerakan yang terlihat kaku, tapi berhasil.
Biasa
Le Tissier saya pikir bisa jadi panutan bagi orang biasa. Pertama tentu saja loyalitas. Loyalitas pada Southampton adalah loyalitas yang mahal. Sebab, Southampton bukan klub mentereng.