Penjabat Gubernur DKI Jakarta nantinya hendaknya orang yang tepat. Sehingga, dia bisa menjalankan tugas sebagai pemimpin Jakarta.
Maka sosok yang diperlukan adalah, pertama tentu saja jangan banyak omong. Apalagi omong kosong. Apalagi suka mengomentari ini dan itu. Bicara yang perlu saja.
Jika terlalu banyak bicara takutnya malah lupa kerja. Malah sibuk bicara ke sana ke mari. Tapi ya jangan hanya modal kerja. Harus memiliki konsep yang jelas sehingga pekerjaan terarah.
Yang kedua, tak masuk dalam pusaran "Kadrun Cebong". Salah satu problem besar adalah ketika pemimpin masuk dalam pusaran itu.
Masuk pusaran Kadrun akan dimusuhi Cebong. Masuk pusaran Cebong akan dimusuhi Kadrun. Padahal, definisi Kadrun dan Cebong itu tidak jelas.
Definisinya hanya manusia kalau tidak Kadrun ya Cebong. Kan parah. Nah, jika masuk pada sesuatu yang definisinya tak jelas, kan jadi ngaco.
Bagaimana supaya tak masuk pusaran "Kadrun dan Cebong"? Ya kerja saja sesuai peraturan. Sehingga kinerjanya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.
Setiap kinerja bisa dipertanggungjawabkan karena ada landasan peraturannya. Jangan buat hal hal yang melanggar aturan. Misalnya buat definisi yang jauh dari aturan undang-undang.
Sebab jika kerja tanpa landasan yang jelas alias sesukanya sendiri, nanti bisa terjebak dalam kubangan "Kadrun Cebong".
Tantangan