Salah satu sosok yang populer di Kompasiana adalah Bu Roselina Tjiptadinata. Beliau sering mampir ke lapak kompasianer yang lain.
Bu Roselina cukup rajin mampir ke lapak kompasianer yang lain. Nah, satu ketika saya baca artikelnya Bu Roselina. Di tulisan itu diketahui, ternyata beliau rajin mencatat nama-nama kompasiner.
Seingatku, Bu Roselina mencatat nama kompasianer lalu menandai siapa saja yang sudah dikunjungi. Nah, di foto nama-nama kompasianer itu, ada nama saya.
Bu Roselina mencatat nama saya sebagai salah satu yang beliau sambangi secara kontinu. Saya geleng-geleng kepala. Karena Bu Roselina mengalokasikan waktu khusus untuk berkompasiana. Bukti bahwa beliau memang cinta kompasiana.
Nah, di masa itu di tahun 2020, saya mencoba meniru Bu Roselina. Saya tulis nama-nama kompasianer yang saya ingat. Karena banyak nama yang saya ingat, akhirnya saya berniat, waktu kunjungan ke kompasianer saya bagi.
Niatnya kunjungan saya bagi menjadi pagi, siang, sore. Pagi mengunjungi beberapa kompasianer, siang ke kompasianer lainnya, sore ke yang lainnya lagi. Tentunya mengunjungi sembari memberi nilai.
Saya berniat tiap hari kontinu melakukan hal itu. Jadi, rutin mengunjungi kompasianer lain dan memberi nilai.
Tapi saya tertawa sendiri ketika aktivitas itu baru berjalan di hari pertama. Saat pagi hari saya bisa mengunjungi beberapa kompasianer lain dan memberi nilai. Otomatis, nama mereka saya tandai centang. Tanda bahwa saya telah mengunjungi mereka.
Saat di siang hari, saya bersiap mengunjungi nama-nama kompasianer lainnya. Begitu buka HP, anak saya merengek. Alhasil  saya pun harus bergegas mengurus si anak. Maklum kala itu ibunya lagi keluar rumah.
Maka, niatan berkunjung pada kompasianer lainnya di siang hari itu, gagal. Sore harinya di hari itu juga gagal. Pada akhirnya, besoknya gagal lagi. Saya tak bisa mengalokasikan waktu khusus dan kontinu untuk menyambangi kompasianer lainnya.