Andik Vermansah (kiri) saat membela Timnas Indonesia. Foto: kompas.com/gerry a lotulung
Brunei Darussalam sering jadi bulan-bulanan dalam sepak bola ASEAN. Namun, respect harus tetap dilakukan. Sebab, jika anggap remeh, bisa saja momen 2012 berulang.
Tahun 2012, Indonesia mengikuti Trofi Sultan Hasanal Bolkiah. Saat itu Indonesia membawa pemain U23. Salah satu bintangnya adalah Andik Vermansah.
Memang bukan skuat terbaik Indonesia. Sebab, masa itu ada dualisme kompetisi, ISL dan IPL. Maka, pemain dari IPL yang dipanggil ke timnas. Pelatihnya adalah Widodo C Putro.
Sekalipun begitu, performa Indonesia cukup lumayan. Indonesia hanya kalah dari Myanmar di babak grup. Di semifinal, Indonesia mampu  mengalahkan Vietnam 2-0.
Padahal, Vietnam juara grup dan mampu mengalahkan Brunei di babak grup. Maka, di final Indonesia melawan Brunei. Saya ingat laga itu, Indonesia bermain buruk di final melawan Brunei.
Indonesia kalah 0-2 dari Brunei. Brunei jadi juara Piala Hasanal Bolkiah 2012. Seingat saya, dalam rentang puluhan tahun, itulah kekalahan pertama Indonesia dari Brunei.
Tentu zaman sekarang berbeda. Skuat juga berbeda. Bahkan, Brunei cenderung tak meyakinkan saat melawan Myanmar karena kalah 0-7.
Tapi, poin yang ingin saya sampaikan, jangan anggap remeh. Segala kemungkinan bisa terjadi. Menganggap remeh adalah awal dari potensi kegagalan.
Tetap waspada pada Brunei di laga nanti malam. Kemudian, bermain sebaik mungkin. Maksimalkan setiap peluang untuk mencetak gol.
Kemenangan atas Brunei akan membuat peluang Indonesia lolos ke babak gugur ajang AFF U19 makin terbuka. Setidaknya satu laga diselesaikan dengan kemenangan.