Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda Cara Pemeringkatan Klasemen antara FIFA dengan AFC

12 Juni 2022   20:32 Diperbarui: 13 Juni 2022   20:13 3108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada komentar Pak Katedrarajawen di tulisan saya soal potensi main mata antara Kuwait dan Yordania atau harapan Yordania tidak kalah 2-3, 3-4, 4-5, dan seterusnya. 

Tulisan saya itu berbasis pada cara pemeringkatan yang berbeda antara otoritas sepak bola dunia (FIFA) dan otoritas sepak bola Asia (AFC).

Dalam ajang FIFA, jika ada dua tim atau lebih memiliki nilai sama di klasemen, maka aturan pertama penentuan peringkat adalah selisih gol. Jika selisih gol sama, maka aturan kedua adalah melihat produktivitas. Aturan itu bisa dilihat dalam klasemen di bawah ini.

tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri
tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri

Klasemen di atas adalah klasemen akhir kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Concacaf. Karena ini ajang kualifikasi Piala Dunia, maka ada dalam kendali FIFA. 

Lihatlah Amerika Serikat dan Kosta Rika. Kedua tim memiliki nilai sama yakni 25. Tapi Amerika berhak di posisi tiga karena memiliki selisih gol lebih baik yakni +11, sementara selisih gol Kosta Rika adalah +5. Hal yang sama juga terjadi antara Kanada dengan Meksiko.

Nah, aturan itu tidak berlaku di lingkungan AFC dan otoritas sepak bola Eropa atau UEFA. Dalam kompetisi atau ajang di AFC, jika ada dua tim atau lebih memiliki nilai sama, aturan pertama penentuan pemeringkatan adalah head to head antar tim yang memiliki nilai sama. Jika head to head sama, maka produktivitas gol hanya antara tim yang memiliki nilai sama.

Lihatlah klasemen ajang AFC yakni kualifikasi Piala Asia 2023 grup A, di bawah ini.

tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri
tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri

Dari klasemen di atas terlihat Kuwait dan Indonesia memiliki nilai sama yakni 3. Jika mengacu cara FIFA, maka Kuwait berhak ada di posisi dua klasemen karena mereka memiliki selisih gol lebih baik dari Indonesia. Selisih gol Kuwait adalah +2, sementara selisih gol Indonesia adalah 0.

Tapi karena AFC memakai head to head sebagai aturan pertama penentuan pemeringkatan maka Indonesia nomor 2. Kenapa Indonesia nomor 2? Ya karena Indonesia unggul head to head atas Kuwait. Indonesia beberapa hari lalu mengalahkan Kuwait 2-1.

Yang menarik jika ada tiga tim memiliki nilai sama di klasemen akhir. Fenomena itu pernah terjadi di Piala Asia U19 tahun 2018 yang berada di bawah kendali AFC. Jika Anda penggemar Timnas Indonesia tentu ingat momen Piala Asia U19 tahun 2018 saat Indonesia yang tertinggal 1-6 dari Qatar mampu membuat menjadi 5-6 berkat aksi brilian Todd Ferre.

Lihatlah klasemen di bawah ini.

tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri
tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri

Klasemen di atas memperlihatkan Qatar, Indonesia, dan UEA memiliki nilai sama yakni 6. Jika mengacu aturan FIFA, maka UEA peringkat 1 karena memiliki selisih gol +7, Qatar peringkat 2 karena selisih gol +4, dan Indonesia peringkat 3 karena selisih gol +2. Tapi nanti dulu...ini adalah ajang AFC, maka yang dilakukan adalah head to head laga antar tim yang memiliki nilai sama.

Maka dibuat klasemen kecil berdasarkan laga antara Qatar, Indonesia dan UEA. Catat ya, laga yang melibatkan Taiwan atau China Taipeh tidak dihitung.

Indonesia 1-0 UEA

Qatar 6-5 Indonesia

UEA 2-1 Qatar

Dari tiga laga itu muncul klasemen sebagai berikut:

Qatar nilai 3, selisih gol 0, produktivitas mencetak 7 gol (bikin 6 gol ke Indonesia dan 1 gol ke UEA).

Indonesia nilai 3, selisih gol 0, produktivitas mencetak 6 gol (bikin 5 gol ke gawang Qatar  dan 1 gol ke UEA).

UEA nilai 3, selisih gol 0, produktivitas mencetak 2 gol (bikin 2 gol ke gawang UEA).

Maka, berdasarkan penghitungan klasemen kecil di atas, Qatar dan Indonesia yang berhak lolos ke babak gugur. Saya tambahkan capture di bawah ini untuk menegaskan penghitungan klasemen kecil kala itu.

tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri
tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri

So, aturan AFC ini memang rumit, tidak sesederhana aturan FIFA. Otoritas sepak bola Eropa atau UEFA juga menerapkan aturan seperti AFC. Bahkan, UEFA adalah pioner pemeringkatan berdasarkan head to head.

Lihatlah klasemen Euro 1996 di  bawah ini.

tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri
tangkapan layar wikipedia. foto: dokpri

Di situ terlihat Italia dan Republik Ceko memiliki poin sama yakni 4. Jika mengacu aturan FIFA, maka Italia berhak ke babak gugur karena memiliki selisih gol 0. Selisih gol itu lebih baik dari Republik Ceko yang memiliki selisih gol -1.

Tapi nanti dulu, UEFA memakai aturan head to head sebagai aturan awal pemeringkatan. Republik Ceko berhak lolos ke babak gugur alias nomor 2 di klasemen karena mereka mampu mengalahkan Italia 2-1. Artinya secara head to head Republik Ceko unggul dari Italia.

Maka, tulisan saya soal berharap Yordania tak kalah 2-3, 3-4, 4-5, dan seterusnya dari Kuwait berdasarkan cara penghitungan yang dilakukan AFC. Sebab, jika Yordania kalah dengan skor 2-3, dan Indonesia menang dengan skor berapapun atas Nepal, Indonesia hanya akan ada di posisi tiga. 

Maaf jika ada salah dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun