Ada komentar Pak Katedrarajawen di tulisan saya soal potensi main mata antara Kuwait dan Yordania atau harapan Yordania tidak kalah 2-3, 3-4, 4-5, dan seterusnya.Â
Tulisan saya itu berbasis pada cara pemeringkatan yang berbeda antara otoritas sepak bola dunia (FIFA) dan otoritas sepak bola Asia (AFC).
Dalam ajang FIFA, jika ada dua tim atau lebih memiliki nilai sama di klasemen, maka aturan pertama penentuan peringkat adalah selisih gol. Jika selisih gol sama, maka aturan kedua adalah melihat produktivitas. Aturan itu bisa dilihat dalam klasemen di bawah ini.
Klasemen di atas adalah klasemen akhir kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Concacaf. Karena ini ajang kualifikasi Piala Dunia, maka ada dalam kendali FIFA.Â
Lihatlah Amerika Serikat dan Kosta Rika. Kedua tim memiliki nilai sama yakni 25. Tapi Amerika berhak di posisi tiga karena memiliki selisih gol lebih baik yakni +11, sementara selisih gol Kosta Rika adalah +5. Hal yang sama juga terjadi antara Kanada dengan Meksiko.
Nah, aturan itu tidak berlaku di lingkungan AFC dan otoritas sepak bola Eropa atau UEFA. Dalam kompetisi atau ajang di AFC, jika ada dua tim atau lebih memiliki nilai sama, aturan pertama penentuan pemeringkatan adalah head to head antar tim yang memiliki nilai sama. Jika head to head sama, maka produktivitas gol hanya antara tim yang memiliki nilai sama.
Lihatlah klasemen ajang AFC yakni kualifikasi Piala Asia 2023 grup A, di bawah ini.
Dari klasemen di atas terlihat Kuwait dan Indonesia memiliki nilai sama yakni 3. Jika mengacu cara FIFA, maka Kuwait berhak ada di posisi dua klasemen karena mereka memiliki selisih gol lebih baik dari Indonesia. Selisih gol Kuwait adalah +2, sementara selisih gol Indonesia adalah 0.