Tak ada kreativitas istimewa dari Thailand. Saat pertandingan akan selesai di waktu perpanjangan waktu, Thailand menempatkan banyak pemain di belakang, siap-siap parkir bus. Buat Polking, kalau cuma main parkir bus, itu bukan strategi berbeda. Pelatih kelas RT pun paham soal parkir bus.
Performa Thailand kemarin, jauh dibandingkan Thailand senior yang main di final AFF 2020 leg pertama. Saat itu saya mengakui Thailand dua level di atas Indonesia.
Kalau yang kemarin, ya modal beruntung saja. Sebab, Indonesia dan Thailand sama-sama main buruk.
Bukan hanya buruk, keduanya juga main kasar. Airfan Doloh berulangkali mengasari Egy. Anehnya dia tak mendapatkan kartu merah. Pemain tengah Thailand yang agak botak, juga main kasar. Indonesia juga sama saja, main kasar.
Tapi, sekalipun sama-sama main buruk dan kasar, ya sportiflah. Beri selamat ke Thailand karena mereka bisa masuk final. Kalau Indonesia gagal lagi, ya tak apa-apa. Kecewa Indonesia gagal lagi? Ya kecewa. Tapi hidup kan bukan hanya mikir sepak bola. Masih banyak hal lain yang harus dipikirkan dan dikerjakan.
Sekali lagi, selamat buat Thailand. Buat Indonesia, teruslah berjuang, masih banyak ajang lain yang memungkinkan untuk berharap lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H