Neisya, wanita anggun berumur 27 tahun. Rambutnya ikal, berkacamata, selalu berpakaian sopan, tak seronok, hidung agak mancung, pipi agak chubby.
Omongannya tak pernah dibuat-buat. Dia jadi HRD di sebuah perusahaan sikat gigi. Di satu hari, Neisya ditugasi mewawancara calon pegawai kantornya.
Neisya duduk di kursi dan mempersiapkan diri. Mempersilakan tiap calon pegawai masuk. Hingga kemudian masuklah Tarno, lelaki 28 tahun yang lama menganggur.
Tarno bertubuh atletis, kulit sawo matang, hidung mancung, bermata biru, berjalan sopan. Tarno lelaki yang menjaga matanya.
Saat Tarno masuk ruangan, dia bertatapan dengan Neisya calon pewawancara. Melihat kecantikan Neisya, Tarno langsung mengalihkan pandangan ke bawah.
Wawancara pun telah dilakukan dan Tarno tak pernah sigap membalas. Omongannya terbata-bata sembari terus melihat ke bawah. Dia tak berani melihat Neisya yang anggun itu.
Sampai kemudian, pertanyaan kelebihan dan kekurangan diungkapkan Neisya. "Apa kelebihan dan kelemahan saudara?" Kata Neisya.
"Ke...le...bi...han...." kata Tarno terpotong-potong. Tarno grogi di sesi wawancara ini.
Jawaban tak tegas membuat Neisya langsung memberi tanggapan. "Kalau belum bisa jawab kelebihan, coba ungkapkan kelemahan saudara," kata Neisya.
"Saya sering grogi jika berhadapan dengan wanita yang cantik dan anggun," jawab Tarno dan kemudian dia tersipu malu, nyelonong keluar ruangan. Tarno lari melambai kegirangan. Sebab, baru kali ini Tarno bisa memuji wanita.