Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menggeser Klikbait ke Isu Kebijakan

5 Maret 2022   18:19 Diperbarui: 5 Maret 2022   18:26 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gambar: Freepik.com/Pikisuperstar dipublikasikan kompas.com

Sebagai pembaca berita saya sering terjebak dengan judul yang aduhai. Namun, kadang setelah dibaca isinya tak seperti judulnya. Saya tentu kecewa, tapi sudah telanjur mengeklik.

Judul yang aduhai yang menarik hati untuk mengklik, biasanya hal yang bombastis. Entah itu sepak bola yang saya suka atau berita tentang orang ternama lainnya atau yang lainnya. Ya begitulah faktanya dunia informasi dewasa ini.

Saya mengkhawatirkan, klikbait (yang hanya jual judul) inilah yang membuat orang enggan membuka berita. Orang enggan lagi membuka artikel di dunia maya.

Orang malas membuka karena tak mau ditipu berkali-kali. Akhirnya, orang malas baca berita. Puncaknya adalah, orang tak lagi percaya pada media massa.

Walau tak semua media massa melakukan klikbait yang tak enak, tapi bisa saja orang mulai antipati pelan-pelan ke media massa. Klikbait yang tak enak itu (yang judul tak sesuai isinya) hanya akan membunuh pelan-pelan kepercayaan pembaca pada berita.

Tapi sebelum jauh menulis lagi, saya hanya membahas media massa online ya. Jadi media massa yang saya maksud di sini lebih ditujukan ke media massa online. Saya tak membahas klikbait di media sosial atau informasi dari media yang tak jelas keredaksiannya.

Maka, saya membayangkan saja, ke depan media massa mulai menggeser klikbait yang tak enak itu. Media massa mulai kembali secara perlahan memberitakan isu kebijakan.

Jangan sampai kebijakan yang berjalan tak pernah diketahui publik. Banyak kok isu kebijakan, khususnya di pemerintahan atau dewan.

Satu contohnya adalah formulasi kebijakan yakni raperda atau RUU apa yang sedang digodok. Jika raperda atau RUU yang digodok itu menyangkut hajat hidup orang banyak, maka soroti terus.

Media jadi garda terdepan untuk mengkritisi kebijakan atau ketika kebijakan sedang diformulasikan dalam bentuk raperda atau RUU. Banyak kebijakan yang saya pikir tidak publik ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun