Setelah Indonesia, Myanmar juga memutuskan mundur dari ajang Piala AFF U-23 yang dimulai 14 Februari kemarin. Penyebab Myanmar mundur juga karena Covid-19.
Seperti dikutip dari aseanfootball.org, Presiden AFF Khiev Sameth mengatakan bahwa Myanmar mundur dari gelaran Piala AFF U-23. Pihak AFF menyayangkan Myanmar mundur. Tapi AFF jiga menekankan bahwa kesehatan jauh lebih penting.
Mundurnya Myanmar dan Indonesia jelas menguntungkan Malaysia. Sebab, pesaing Malaysia di grup B hanyalah Laos. Pertandingan Malaysia vs Laos akan dilaksanakan pada 18 Februari 2022.
Maka, Malaysia hanya butuh kemenangan melawan Laos. Di atas kertas pun, Malaysia jauh lebih baik dari Laos. Keuntungan bagi Malaysia lainnya adalah mereka hanya bermain sekali untuk menuju ke semifinal.
Bandingkan dengan kontestan di grup C yang bermain dua kali untuk menuju ke semifinal. Tim di grup A malah harus bermain tiga kali untuk menuju ke semifinal.
Hanya dengan main sekali, tentu saja kebugaran Malaysia lebih baik daripada tim lain yang main lebih banyak. Nah, tinggal bagaimana keuntungan ini dimanfaatkan Malaysia.
Yang unik kalau Malaysia ternyata malah kalah dari Laos. Maka, pintu semifinal bisa saja tertutup. Tapi bisa saja Malaysia tetap ke semifinal sekalipun kalah dari Laos karena lebih baik dari runner up dari grup lain.
Diketahui, ajang Piala AFF U-23 tahun ini juga tidak diikuti Indonesia. Pasalnya banyak pemain Indonesia yang terpapar Covid-19. Ada juga pemain yang tidak fit.
Kondisi itu membuat pelatih Shin Tae-yong memutuskan Indonesia tak ikut serta di Piapa AFF U-23. Keputusan Shin Tae-yong itu diamini oleh PSSI.
Padahal, Indonesia adalah juara bertahan ajang ini. Pada ajang sebelumnya yakni di tahun 2019, Indonesia menjadi juara setelah di final mengalahkan Thailand 2-1.
Ajang Piala AFF U-23 ini secara leseluruhan baru dilaksanakan tiga kali, termasuk tahun ini. Di tahun pertama pada 2005 Thailand menjadi juara. Ajang ini absen 14 tahun dan kemudian di ajang kedua tahun 2019 Indonesia juara. Ajang tahun ini adalah ajang ketiga.