***
Saya pikir waktunya untuk makin mendorong diri kita agar berperilaku ramah lingkungan. Salah satu dorongan itu adalah meresapi tiap keceriaan anak kecil.
Tengoklah keceriaan foto-foto masa lalu ketika anak mandi di sungai. Tengoklah keceriaan anak-anak ketika bermain sepeda. Tengoklah keceriaan anak main kereta-keretaan.
Tengoklah keceriaan anak berlari-lari dengan baju yang penuh dengan lumpur. Tengoklah anak-anak yang tertawa ria terkekeh dengan gigi yang belum utuh.
Bagi yang sudah punya anak, pandangilah anakmu yang sedang ceria, yang sedang tidur pulas karena kelelahan bermain.
Keceriaan anak adalah keceriaan yang otentik. Keceriaan yang tak dibuat-buat. Bayangkan jika kelak di satu hari, foto anak-anak bermain di sungai hanya jadi legenda karena bumi makin panas dan anak-anak enggan ke sungai karena keluar rumah pun panas tak ketulungan.
Bayangkan, anak-anak di masa yang akan datang tak lagi terlihat ceria di luar rumah. Mereka terpenjara di rumah karena lingkungan makin panas dan tak menyehatkan.
Bayangkan jika keceriaan anak-anak di pesisir pantai sirna karena daerahnya kelak 20 tahun yang akan datang tenggelam sebagai efek pemanasan global.
Bayangkan jika calon cucu Anda, darah daging Anda, 30 tahun yang akan datang jadi robot yang tak leluasa menikmati bumi. Tak leluasa karena keserakahan kita hari ini.
Maka, perlu luangkan waktu, meresapi sejenak keceriaan anak. Agar keceriaan itu terus beranak pinak puluhan tahun yang akan datang.
Jadi, ketika ada lampu yang nyala dan tak berguna, segeralah matikan, sembari membayangkan keceriaan anak cucu kita di masa datang. Hijaukan bumi sembari membayangkan keceriaan anak tetap lestari.
Resapilah keceriaan anak-anak, lalu mari kita ramah lingkungan. Hal itu agar puluhan tahun yang akan datang, kita tak hanya mewariskan lingkungan yang ramah, tapi juga mewariskan keceriaan pada anak-anak.