Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Puber Diminta untuk Sibuk, Berkegiatan, Capek

13 Agustus 2021   11:47 Diperbarui: 13 Agustus 2021   12:01 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto: shutterstock dipublikasikan kompas.com

Masa puber adalah masa perubahan dari anak-anak menjadi dewasa. Sepertinya begitu kalau tak salah. Saat saya masa puber secara tak langsung diminta sibuk, berkegiatan, dan capek. Jika puber kok ngga capek, maka energi besar itu bisa mengalir ke hal negatif.

Masa puber adalah masa energi luar biasa. Energi di masa puber itu tak terbendung. Karena itu orang tua di masa lalu akan mendorong anak puber untuk sibuk.

Disuruh olahraga,  berkegiatan Pramuka, buat tugas sekolah. Kalau bisa dipush sangat luar biasa. Tapi tentu lihat situasi dan kondisi juga.

Ketika berkegiatan, olahraga, dan lelah, maka kalau sampai rumah tinggal tidur karena kelelahan. Dulu saat saya SMP, sekolah membuat les pada siang sampai sore saat kelas tiga.

Les itu program sekolah, bukan program guru secara individu. Pukul 16.30 pulang ke rumah capeknya tak ketulungan. Setelah jelang malam, tidur adalah hal yang diimpikan.

Saat masih muda saya tentu kadang terpaksa melakukan kelelahan itu. Tapi semakin bertambah umur semakin sadar (tentu ini subjektif). Sadar bahwa masa muda memang harus lelah, sibuk, berkegiatan di luar rumah.

Karena jika muda tak lelah, bisa sering di kamar. Kalau muda sering di kamar, ada potensi berbahaya. Catat! Bukan selalu berbahaya tapi ada potensi berbahaya.

Kalau ada di dalam kamar terus, pikiran bisa ke mana-mana. Khawatirnya jika pikiran mengarah ke negatif. Wah berat itu. Nanti tenaga yang luar biasa digunakan untuk hal negatif.

Apa hal negatif itu? Ya banyak. Narkoba misalnya, main media sosial serang sana sini tanpa etika misalnya, atau hal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun