PPKM Darurat membuat pengetatan di banyak hal. Salah satu yang diketatkan adalah kerja di kantor. Artinya, pekerja diminta kerja dari rumah.
Kenapa diminta kerja dari rumah? Karena kerja dari rumah akan membuat pekerja aman dari potensi terserang Covid-19. DKI Jakarta termasuk yang membuat kebijakan kerja dari rumah bagi pekerja.
Nah, pada sebuah video yang beredar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat memergoki ada sebuah perusahaan non esensial yang masih mempekerjakan karyawannya dari kantor.
Kontan saja, Anies tegas pedas. Tegas dengan memproses perusahaan tersebut sesuai dengan ketentuan. Anies pun memerintahkan kantor untuk ditutup dan karyawan diminta pulang.
Pedas adalah kata yang diungkapkan Anies di hadapan pemilik perusahaan. "Perusahaan ibu tidak bertanggungjawab... Ini bukan soal untung rugi, ini soal nyawa... Orang seperti ibu ini egois..." kata Anies pada pemimpin perusahaan yang wanita itu.
Langkah pemimpin daerah memang harus tegas dan bahkan pedas di situasi seperti ini. Mereka harus berani menjewer pada pihak yang mengabaikan aturan PPKM Darurat.
Ketegasan pemimpin daerah bisa membantu kelancaran PPKM Darurat. Jika PPKM Darurat bisa dilaksanakan, semoga Covid-19 tidak menyebar lagi dengan massif.
Potret serupa juga pernah saya ketahui dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar termasuk rajin turun ke jalan. Ganjar sering bertindak tegas pada mereka yang abai pada protokol kesehatan.
Beberapa pemimpin kabupaten/kota di Jateng juga melakukan langkah konkret untuk mengantisipasi Covid-19. Nah, dengan potret seperti ini, saya pikir tinggal masyarakat dan swasta yang harus mendukung bareng PPKM Darurat.
Sebab, efek Covid-19 memang mengerikan. Banyak yang meninggal. Banyak yang tak tertampung di rumah sakit karena penuh. Bahkan, kadang kita kaget, kawan lama kita tiba-tiba memberi kabar duka.
Seperti pagi ini. Saya buka media sosial. Tak disangka salah satu teman lama saya yang rumahnya di Depok, Jawa Barat meninggal dunia.Â