3. Latihan
Kalau sudah buat gambar, maka latihanlah di depan cermin. Bicara sendiri dengan panduan gambar yang sebelumnya Anda lihat. Bagi pemula, latihan satu pekan sangat cukup.
Jadi, tiap hari, sisihkan waktu empat kali latihan bicara sendiri di hadapan cermin. Anda perlu memaksa diri sendiri agar mau latihan. Oiya, kalau bisa diusahakan menjelang hari H, latihannya diintensifkan. Diperbanyak latihan. Mungkin Anda akan bosan mengulang kata-kata yang sama saat latihan. Tapi tak masalah, di situlah kuncinya. Jadi kunci latihan itu adalah kontinu.
4. Manfaatkan Tangan dan Pandangan
Saat latihan, usahakan manfaatkan gerak tangan. Sembari bicara sembari memainkan tangan. Sehingga, saat acaranya nanti, tangan Anda sudah lentur untuk bergerak. Sebab, kalau bicara hanya bicara saja dan tangannya tak dimainkan, ya tidak menarik.
Lalu, Anda harus memanfaatkan pandangan Anda. Jangan memandang ke atas dan jangan memandang ke bawah. Teknik ringan adalah, jika ada dua audiens yang duduk berdekatan, maka pandangan mata Anda arahkan di ruang kosong antara dua audiens itu. Anda akan terlihat melihat audiens, padahal lihat celah kosong di antara audiens. Jangan memandang satu tempat saja. Setiap beberap jeda kata, mainkan pandangan Anda.
5. Keliling
Selama sepekan latihan, sempatkanlah untuk keliling lihat dunia luar. Naik sepeda, jalan-jalan sore hari, atau lihat sawah, gunung, gedung, dan lainnya. Selama sepekan, tiap hari, cuci mata harus dilakukan. Ini dilakukan supaya Anda tak bosan.
6. Joke
Joke itu adalah hal yang tak penting, tapi juga penting. Kadang joke bisa mencairkan suasana. Tapi, berkacalah terlebih dahulu. Jika Anda adalah orang yang lebih sering menjadi penonton acara komedi atau orang yang tak terlalu menonjol soal joke, jangan membuat joke!
Sekali lagi, jika Anda bukan orang yang suka bercanda dan hanya suka mendengar komedi, jangan membuat kelucuan saat Anda bicara di acara resmi. Mending menjadi biasa saja dan lempeng saja. Kecuali jika Anda memang dikenal suka membuat joke, maka manfaatkan kelebihan itu.