Hidup itu tentang panggung. Ada yang bermain, ada yang mengiringi, ada yang menengahi, ada yang mencaci, ada yang menonton, dan banyak lagi. Panggung itu soal peran.
Jika kau diminta jadi pemain, ya jadilah pemain yang bagus. Jika kau jadi penengah, ya jadilah penengah yang bagus. Jika kau jadi penonton, ya jadilah penonton yang bagus.
Maka, seperti hidup, bagi saya gelaran sepak bola adalah panggung. Ada yang bermain, ada yang menengahi, ada yang membiayai, ada penonton, ada komentator atau host.
Dari dulu ya seperti itu. Belum lama ini riuh soal Bung Valent, yang pembawa acara bola di TV itu. Sepengetahuan saya, mereka yang tak suka dengan gaya Bung Valent yang dinilai lebay itu mengambil sikap. Sikap itu adalah gerakan mute massal.
Sederhananya gerakan agar volume di TV dimatikan. Kalau volume dimatikan, tentu tak ada lagi suara Bung Valent. Tapi, aku melihat ada juga yang tetap mendukung Bung Valent. Salah satu buktinya, Bung Valent masih dipakai.
Lalu apa hubungannya dengan panggung? Menurutku pembawa acara atau komentator adalah pengiring sepak bola. Panggung mereka adalah pengiring sepak bola.
Wajib atau tidak pengiring dalam sepak bola itu? Ya tidak wajib karena tanpa komentator, sepak bola tetap bisa berjalan. Walau memang ada juga yang menilai tanpa komentator, sepak bola hambar.
Nah karena pengiring, ya mengiringi saja. Pengiring bukan aktor utama. Tapi saya melihat, Bung Valent telah mengambil panggung. Dia tak lagi sebagai pengiring, tapi jadi pusat sorotan, jadi aktor.
Mau bukti? Aku sendiri mengetahui pada 2013 lalu ketika Timnas Indonesia U-19 juara AFF mengalahkan Vietnam di final via adu penalti. Saat itu Bung Valent pembawa acaranya. Bung Valent jadi pembicaraan karena kata "jebret". Dia jadi aktor waktu itu.
Ketenarannya 11 12 dengan Evan Dimas dkk. Padahal, pemainnya adalah Evan Dimas dkk. Sadar atau tidak, Bung Valent telah mengambil panggung itu.
Bahkan, orang kadang menunggu apa lagi kata lebay yang akan diucapkan Bung Valent daripada siapa yang akan mencetak gol. Saya ingat tentang frasa "kelok sembilan" saat Bung Valent mengomentari Egy Maulana. Â Ungkapan Bung Valent telah mencuri perhatian untuk diperbincangkan.