Wacana soal perpanjangan masa jabatan Presiden bukan kali ini saja terjadi. Dulu di masa periode kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) isu memperpanjang priode jabatan Presiden juga pernah mencuat.
Adalah Ruhut Sitompul yang dulu usul tiga periode masa pemerintahan Presiden. Tentu saja, Ruhut yang saat itu politikus Partai Demokrat, usul agar SBY punya kesempatan untuk tiga periode.
Berita soal Ruhut usul tiga periode masa jabatan itu masih bisa dicari di mesin pencari dunia maya. Saat itu, banyak pihak menolak, bahkan SBY sendiri juga menolak.
Saat itu, saya menduga bahwa wacana Presiden tiga periode hanya buat ramai-ramai dunia politik saja. Istilahnya, kalau didukung syukur, kalau tidak didukung ya tak apa-apa.
Kini, wacana Presiden tiga periode juga kembali dimunculkan. Pertanyaannya adalah apakah wacana kali ini hanya untuk ramai-ramai dunia politik?
Untuk saat ini memang agak rumit. Apalagi dinamika politik lagi panas-panasnya. Misalnya saja, pihak yang mengusulkan Presiden tiga periode siapa saja?
Bisa saja mereka yang ingin kembali mengusung Jokowi sebagai presiden. Selain itu, mereka yang ingin agar SBY kembali jadi Presiden. Perlu diketahui, jika Presiden tiga periode, maka SBY punya kesempatan naik gelanggang.
Jika SBY naik gelanggang, tentu juga akan berimbas baik pada Partai Demokrat. Selain itu, akan menggembosi secara maksimal Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB).
Pertanyaannya, apakah Jokowi dan SBY mau dengan ide tiga periode? Kalau dari gelagat keduanya selama ini, saya pikir mustahil keduanya mau tiga periode. Tapi, ini politik bung, istilah orang Jawa "esuk dele, sore tempe". Jika dialihbahasakan adalah kalau pagi bilangnya kedelai tapi kalau sore bilangnya tempe. Dalam politik, omongan tak selaku bisa dipegang.
Lalu siapa yang akan menolak usul Presiden tiga periode? Saya pikir mereka yang ingin demokrasi sehat, tentu ingin pembatasan masa jabatan hanya dua periode. Mereka inilah yang ingin agar masa jabatan Presiden hanya dua kali.
Selain itu, pihak dari sosok yang punya potensi besar seperti Prabowo Subianto tentu akan menolak Presiden tiga periode. Diketahui, Prabowo selalu di atas dalam survei. Kalau Jokowi dan SBY bisa maju lagi, tentu kesempatan Prabowo akan mengecil.
Pertarungannya adalah kubu yang sepakat tiga periode dan yang tak sepakat tiga periode. Saya sendiri tak sepakat. Karena dua periode sudah cukup. Kalau tambah jadi tiga periode, nanti ketika selesai tiga periode malah minta empat periode, alasannya menyamakan dengan kesempatan beristri empat. Hadeh. Ruwet.
Sudah dua periode saja. Gantian sama yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H