Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita di Padang, Berarti Jilbab Bukan Identitas Keagamaan?

26 Januari 2021   18:46 Diperbarui: 26 Januari 2021   18:55 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langsung saja, dari cerita SMK di Padang itu, bagaimana jika ada yang menyimpulkan jika jilbab bukan identitas keagamaan, khususnya ke-Islam-an? Kok bisa? Nah buktinya yang memakai jilbab bukan hanya yang beragama Islam.

Beberapa tahun lalu, saat saya sering berfacebook ria, ada pembahasan soal jilbab. Ada dua kubu. Ada yang bilang bahwa jilbab itu identitas keagamaan, khususnya Islam. Mereka yang berpendapat seperti itu memberikan penjelasannya.

Tapi ada juga yang berpendapat berjilbab itu tak mutlak Islam. Ada yang memberi pandangan dengan fakta pemeluk agama lain memakai mirip jilbab yang intinya sama, menutup rambut, telinga, dan bagian lain.

Perdebatan itu tak selesai. Ya karena masing-masing keukeuh dengan pendapatnya dan saling serang. Kalau ngotot dengan pendapat sendiri tanpa saling serang, saya pikir tak akan muncul perdebatan berkepanjangan.

Dari perdebatan dua kelompok itu kemudian muncul label. Kelompok yang menilai bahwa jilbab adalah identitas Islam dicap sebagai "konservatif" tapi dengan kesan konservatif yang kolot.

Nah, yang menilai bahwa jilbab bukan identitas Islam, dinilai sebagai liberal. Liberal dalam kesan yang negatif, yang lepas dari aturan agama. Dua label itu bertarung keras di dunia maya.

Nah cerita di SMK 2 Padang itu bagaimana? Ada siswi non muslim memakai jilbab. Ada yang protes karena dinilai pemaksaan. Buktinya ada yang ramai di dunia maya itu.

Tapi ada juga yang mengaku tak dipaksa. Mereka pakai jilbab sekalipun non muslim. Mereka tak merasa dipaksa.

Sekilas, orang akan menilai bahwa ini adalah pemaksaan. Ada pandangan yang menilai bahwa ada ketidakterbukaan karena memaksa yang minoritas untuk ikut mayoritas. Ketidakterbukaan menerim perbedaan.

Tapi dalam perspektif lain, kejadian di Padang bisa menguatkan argumentasi jika jilbab bukan identitas keislaman. Kok bisa? Nah, yang non muslim kan juga pakai jilbab?

Saya kembalikan lagi ke perdebatan dunia maya antara "konservatif" dan "liberal". Kalau cerita di Padang itu "konservatif" atau "liberal"? Ah pusing amat. Ngapain dijawab. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun