Tahun 2021 akan ada banyak kepala daerah yang baru, mereka yang menang di pilkada serentak pada Desember lalu. Salah satu yang akan menjabat kepala daerah adalah Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi. Gibran menang dalam Pilkada Solo pada Desember lalu.
Tentu menarik ditunggu bagaimana kinerja dari Gibran setelah dilantik nanti. Bagaimana dia membangun Solo, melakukan pendekatan pada masyarakat. Apakah dia akan terpacu untuk mengikuti ayahnya yang sukses di Solo atau malah terbebani karena bayang-bayang sang ayah. Semua itu akan jadi hal yang ditunggu baik yang pro atau kontra trah Jokowi.
Gibran tentu ingin dan harus membuktikan bahwa dia memang layak menjadi kepala daerah. Dia tentu tak mau dinilai menjadi kepala daerah karena hanya karena anak dari Presiden Jokowi. Pembuktian Gibran melalui kinerja dan gebrakannya bisa membungkam pada mereka yang memicingkan mata pada Gibran.
Bahkan, jika Gibran bisa melakukan banyak gebrakan dan membangun Solo, maka akan jadi mutiara yang bersinar. Posisinya sebagai anak Presiden akan membuatnya makin mengilap jika kinerjanya juga mengilap.
Namun, jika kinerja Gibran biasa saja atau malah tak maksimal, itu akan jadi bumerang bagi Gibran. Sorotan bahwa Gibran aji mumpung dan memanfaatkan posisinya sebagai anak Presiden akan sangat kental. Bukan hanya itu, Gibran juga membuat Jokowi bakal disorot. Bukan hanya Jokowi, tapi partai pendukung sang putra yakni PDIP dkk juga akan disorot.
Gibran pasti akan banyak mendapatkan gempuran jika kinerjanya bermasalah. Gempuran secara politik. Bahkan, bisa jadi karier politik Gibran akan habis di kesempatan pertama sebagai kepala daerah di Solo. Maka, menarik ditunggu bagaimana kinerja putra Presiden Jokowi.
Satu lagi yang mungkin banyak ditunggu adalah apakah akan muncul ewuh pakewuh atau rasa sungkan pada Gibran. Misalnya, karena Gibran adalah anak Presiden, gubernur atau menteri jadi sungkan untuk menegur Gibran. Potensi itu bisa saja muncul, tapi tentu adalah hal yang tak bagus.
Harapannya, birokrasi yang professional dan berbasis pada kinerja akan muncul dalam pemerintahan Gibran. Artinya, jika pun ada yang perlu diperbaiki di Solo, pihak "atasan" Gibran bisa dengan tegas memberikan masukan tanpa harus sungkan.
Bahkan, perlu juga bagi Presiden Jokowi untuk memberikan penegasan bahwa politik sungkan itu dihilangkan. Apalagi, semua pejabat pemerintahan bekerja untuk rakyat. Jadi bukan bekerja untuk perusahaannya sendiri.
Patut ditunggu bagaimana kinerja putra Jokowi di Solo. Hal yang sama juga berlaku pada mantu Jokowi di Medan, yakni Bobby Nasution. Kita tunggu saja. Harapannya tentu yang terbaik untuk dua daerah tersebut. Selain itu harapan pula yang baik untuk daerah-daerah lain yang punya pemimpin baru. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H