Menarik pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu tentang Pemilu 2024. PKS membidik suara warga yang tak puas dengan pemerintahan Jokowi di masa pandemi. Diketahui, sesuai dengan survei Litbang Kompas menjelaskan bahwa 52,5% masyarakat tak puas kinerja pemerintahan Jokowi di masa pandemi.
Seperti diungkapkan Syaikhu melalui YouTube PKS, dijelaskan bahwa partai yang dulu bernama PK itu akan memburu masyarakat yang tak puas pemerintahan Jokowi untuk memilih PKS di Pemilu 2024. Pertanyaannya, seperti apakah tantangan PKS untuk merengkuh suara yang tak puas itu?
Tentu bukan pekerjaan yang mudah. Saya pun yakin elite PKS memahami itu. Pertama, PKS harus mengamankan internalnya dari potensi gerusan partai baru yang berpotensi ikut pemilu dan punya basis massa yang mirip dengan PKS.
Partai baru yang dimaksud adalah Partai Gelora dan Partai Ummat. Partai Gelora banyak diisi oleh mantan politisi PKS. Partai Ummat adalah yang dibesut Amien Rais yang potensi massanya sama dengan PKS.
Kedua, mendapatkan suara yang kecewa dengan pemerintahan Jokowi saya pikir bukan hanya incaran PKS. Partai Demokrat yang ada di luar pemerintah juga akan mencoba menjaring mereka yang kecewa dengan pemerintahan Jokowi.
Ketiga, jika pandemi selesai pada 2022 misalnya, maka ada waktu antara setahun sampai dua tahun bagi Jokowi untuk bangkit. Dua tahun saya pikir cukup untuk kembali mengangkat performa pemerintahan. Jika pemerintahan mulai bangkit, jualan kesusahan di masa Covid-19 sepertinya tak laku.
Keempat dan ini lebih rumit dan susah dikendalikan. Jelang Pemilu 2024, saya meyakini dinamika politik akan berubah. Jokowi saya pikir tak akan jadi magnet utama. Sebab, Jokowi sudah tak bisa maju menjadi calon presiden.
Dinamika yang berubah kemungkinan akan memecah dinamika di pemerintahan Jokowi. Partai mulai memikirkan nasibnya masing-masing. Polarisasi pemerintah dan oposisi saat ini kemungkinan akan berubah jelang Pemilu 2024. Jadi PR PKS jelas tidak mudah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H