Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mendorong Gus Yaqut agar Agama Dijadikan Penyejuk

23 Desember 2020   09:20 Diperbarui: 23 Desember 2020   09:22 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yaqut Cholil Qoumas. Foto: KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM

Gus Yaqut atau nama lengkapnya Yaqut Cholil Qoumas ditunjuk menjadi Menteri Agama oleh Presiden Joko Widodo. Diketahui, Gus Yaqut adalah ketua umum Gerakan Pemuda Ansor, organisasi kepemudaan milik Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut saya, salah satu tugas Gus Yaqut adalah menempatkan agama sebagai ruang yang menyejukkan. Agama, adalah ruang di mana kita bisa merenung dan memperkaya hati. Agama adalah ruang yang membuat kita bisa peduli pada lingkungan sekitar.

Agama harus bisa menyejukkan dan memang harus didorong ke arah itu. Jangan sampai agama menjadi alat untuk permusuhan. Karena beda agama, langsung musuhan. Jangan karena satu agama tapi beda jalur, langsung menjelekkan. Jangan karena agama, merasa benar sendiri dan menyalahkan yang lainnya.

Jangan merasa sebagai pengapling surga dan menilai bahwa yang lainnya layak masuk neraka. Jangan juga dijadikan alat untuk kepentingan dunia yang sesaat. Jangan juga membuat agama menjadi alasan pertumpahan darah. Agama adalah rahmat.

Jangan juga jadikan agama untuk pembenar tindak pidana seperti korupsi. Atau menjadikan agama sebagai pembenar untuk mengekang hak orang lain. Agama harus bisa menyejukkan. Saya membayangkan bahwa masing-masing agama berjalan sesuai dengan jalurnya dan tak saling mengganggu atau menyalahkan.

Sekali lagi, perlunya dorongan agar agama menjadi penyejuk. Gus Yaqut istilahnya adalah dirigennya, dibantu oleh banyak "musisi" yang peduli pada kedamaian agama. Orang-orang yang memiliki massa keagamaan bisa menjadi pioner kedamaian. Jika semua itu bisa berjalan dengan baik, maka harmoni saya pikir akan terjaga.

Jika pun kemudian muncul persoalan, maka dialog adalah cara pertama dan utama untuk menyelesaikannya. Siapa tahu sebenarnya yang dinilai persoalan itu hanya karena salah interprestasi atau karena prasangka yang perlu diluruskan dengan dialog. Berbicara baik-baik adalah cara yang menurut saya paling beradab.


Selamat bekerja buat Gus Yaqut. Semoga bisa menjalankan amanah dengan baik. Selain itu, terima kasih pada Jenderal Fachrul Razi atas apa yang telah dilakukan selama ini sebagai Menteri Agama. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun