Jenderal Purn Gatot Nurmantyo marak dikabarkan putar haluan. Gatot yang getol muncul bersama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) awalnya menolak UU Cipta Kerja. Kemudian, ada kabar bahwa Gatot mulai melunak pada UU Cipta Kerja. Bahkan, Rizal Ramli pun mulai bersuara sumbang pada Gatot.
Diketahui, Gatot memang sering berseberangan dengan pemerintah. Setelah KAMI dideklarasikan, suara penolakan Gatot makin kencang. Gatot dengan Din Syamsuddin beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang menyerang pemerintah.
Tak hanya mereka berdua, elemen KAMI yang lain juga berbeda pandangan dengan pemerintah. Bahkan saat ramai demo, Gatot terang-terangan mempersoalkan Presiden Jokowi yang tak ada di Jakarta ketika demo UU Cipta Kerja sedang panas-panasnya.
Namun, di akun YouTube Refly Harun, Gatot kemudian malah memuji UU Cipta Kerja. Apakah pujian itu adalah langkah Gatot putar haluan? Bisa ya dan bisa tidak. Bisa ya, dalam artian pada akhirnya Gatot memilih sejalan dengan pemerintah. Bisa tidak, dalam artian ini hanya strategi politik Gatot Nurmantyo.
Kalau ini hanya strategi Gatot, untuk kemudian dia dan KAMI bisa kembali eksis menyerang pemerintah, maka menurut saya biasa saja. Langkah strategi bisa dilakukan untuk kepentingan politik. Namun, jika ternyata Gatot memang sudah sehaluan dengan pemerintah, ya menurut saya biasa saja.
Tak ada yang aneh dalam politik. Jika Gatot putar haluan, sejatinya bukan hal pertama kali yang dia lakukan. Dulu dia ada di dalam pemerintahan Jokowi dan kemudian menjadi "oposisi". Artinya di masa lalu, dia pernah putar haluan politik.
Gatot pun bukan orang pertama yang putar haluan politik. Sangat banyak di negeri ini orang-orang yang putar haluan politik. Dulu ada Matori Abdul Jalil yang memilih mendukung Megawati daripada mendukung Gus Dur. Padahal, Matori adalah Ketua Umum PKB yang didirikan Gus Dur.
Dari PDIP banyak juga yang putar haluan. Dulu ada Laksamana Sukardi, Roy BB Janis, Eros Djarot, Dimyati Hartono, dan masih banyak lagi. Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama dulu di PIB, pindah Golkar, ke Gerindra, ke PDIP, dan kini jadi Komisaris Utama Pertamina.
Hak setiap orang untuk putar haluan dalam berpolitik. Hal itu juga tidak bisa dipersalahkan karena politik adalah alat untuk mencapai kekuasaan. Jika gagal melalui jalur pertama, bisa pakai jalur lainnya. Gagal lagi, coba lagi dan seterusnya.
Tapi di sisi lain, jika ada orang yang tak suka dengan mereka yang gonta-ganti haluan politik, ya tak apa-apa. Tapi, jangan saling menyalahkan. Kalau ada yang tak sepakat dengan mereka yang haluan politiknya berubah, ya "hukum" saja jika mereka ikut pemilu. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H