Kampanya perdana Pilkada Medan sudah dilaksanakan. Kubu menantu Jokowi, Bobby Nasution kena sorotan karena kampanye tak menggunakan protokol kesehatan.
Ketua Bawaslu Kota Medan Payung Harahap membenarkan hal itu. Seperti dikutip detik.com, Minggu (27/9/2020) Payung menjelaskan bahwa tidak ada persiapan matang dari tim kampanye kubu Bobby-Aulia Rachman. Sehingga kampanye mengabaikan protokol kesehatan.
Diketahui, Bobby yang menantu Jokowi adalah calon Wali Kota Medan. Dia berpasangan dengan Aulia Rachman. Pasangan itu mendapatkan nomor urut 2 dan diusung PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, PPP, NasDem, Hanura, dan PSI.
Sementara, penantang Bobby adalah Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi. Pasangan tersebut mendapatkan nomor urut 1. Pasangan itu diusung oleh Partai Demokrat dan PKS.
Ancaman Nyata
Apa yang terjadi pada kampanye Pilkada Medan adalah ancaman nyata bahwa pilkada di masa pandemi berpotensi merebakkan Covid-19. Banyak pihak yang menilai bahwa kerumunan di pilkada akan sulit dikendalikan.
Karena itu, sudah banyak pihak yang meminta pilkada serentak ditunda. Dua di antara yang meminta pilkada ditunda adalah organisasi kemasyarakatan Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Tapi, pemerintah tetap pada pendiriannya dengan terus melangsungkan tahapan pilkada yang puncaknya dilaksanakan Desember nanti. Pemerintah menjelaskan bahwa penundaan pilkada akan membuat pemerintahan daerah tak memiliki kepala daerah definitif yang tentu akan sulit dalam mengambil kebijakan.
Apalagi saat ini butuh kebijakan strategis di masa pandemi. Maka, pemerintah tetap berpendirian pilkada dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Sementara, salah satu ulama terkemuka asal Rembang, KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus menulis di twitternya, masyarakat melalui NU dan Muhammadiyah sudah meminta pilkada ditunda. Â Gus Mus bahkan khawatir, jangan-jangan yang merasa tak khawatir hanya di level pemerintah saja.
Maka, apa yang tergelar di Medan memberi sinyal bahwa ancaman merebaknya pandemi di masa pilkada itu nyata adanya. Orang berkerumun dan mengabaikan protokol kesehatan.