Beberapa hari lalu saya membaca tulisannya om Abdul di kompasiana soal balap lari liar. Lalu, saya penasaran untuk mencari lebih banyak informasi itu di media mainstream. Ternyata, fenomena balap lari liar itu menggejala di beberapa tempat.
Mungkin itu adalah fenomena sudah lama di masa pandemi yang kini sudah enam bulan bertahan di Indonesia.
Tapi, sebagai orang desa yang kadang kurang informasi anak muda, saya kaget soal ada balap lari liar itu.
Tentu ada sisi negatif balap lari liar itu. Sisi negatif tersebut pernah diungkapkan pihak kepolisian di website kompas.com.
Misalnya, acara itu tak punya izin. Selain itu, balap lari liar itu dilakukan di jalan umum yang bisa mengganggu arus lalu lintas, sekalipun dilakukan malam hari.
Okelah bahwa sisi negatif itu harus ditanggulangi. Namun, bagi saya ini adalah fenomena yang unik dan ada sisi positif yang bisa diambil dan diberdayakan.
Pertama adalah gandrung olahraga. Di masa kini, banyak orang tua yang khawatir soal perilaku anaknya. Perilaku yang cenderung tak olahraga dan bisa terjerumus di dunia narkoba.
Saya melihat adanya kegandrungan pada balap lari adalah kegandrungan yang bisa berimbas pada sehatnya fisik.
Ini adalah nilai positif yang perlu dicermati oleh siapapun. Artinya, anak muda itu tak melulu soal gadget dan narkoba.
Kedua, balap lari bisa jadi "aset" bagi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Yang saya maksud aset adalah bahwa balap lari liar berpotensi memunculkan pelari jarak pendek yang andal.
PASI bisa mendekati mereka yang memiliki potensi di balap lari liar. Kemudian, "direlokasi" untuk lari di jalur yang benar.