Namanya Molo yang artinya kira-kira adalah penyakit. Aku tak tahu kenapa orangtuanya dulu memberi nama Molo.
Nama itu seperti sebuah doa, tapi doa yang buruk, bahwa sang anak akan jadi penyakit. Molo memang jadi penyakit. Dia tukang maling. Khususnya maling duit.
Tapi, Molo tak seperti maling kelas teri. Molo maling dengan sangat canggih. Dia keruk duit di banyak desa. Molo membuat cerita dengan baik. Dia memulai semua ini dari awal, sekitar 25 tahun yang lalu. Awalnya dia mengkalkulasi tiga desa yang akan melakukan pemilihan kepala desa.
Molo cari tahu informasi siapa calon yang kira-kira paling kuat. Dari tiga desa itu, Molo menemukan tiga calon yang kuat. Lalu, Molo memulai aksinya.Â
Dia mengguyur uang puluhan juta pada para calon yang kuat itu. Kala itu, uang puluhan juta sudah cukup besar. Uang itu didapatkan dari sawah warisan yang dia jual. Molo termasuk orang yang spekulatif.
Molo bilang bahwa guyuran uang itu adalah bentuk cintanya pada sang calon. Dia berharap desa semakin baik. Kalkulasi Molo tak meleset. Calon yang dia bantu menang mutlak. Molo sangat bahagia.
Setelah tiga orang itu dilantik, Molo kembali melakukan aksinya. Dia mendorong calon terpilih untuk melakukan pembangunan desa. Menurutnya jalan harus dimuluskan agar ekonomi lancar. Molo pun bilang akan menjadi mitra bagi desa untuk menjadi pemborongnya.
Yang jadi kades tentu angguk-angguk saja. Untuk urusan tender, Molo membuat tiga perusahaan fiktif dengan surat menyurat fiktif pula. Tiga perusahaan itu seolah-olah adalah milik tiga orang. Padahal semua milik Molo.
Alhasil pemenang tender ya tetap Molo. Penggelembungan dana proyek dilakukan gila-gilaan. Molo sudah memegang beberapa orang kunci yang bisa memuluskan jalannya untuk mengeruk uang desa.
Molo sudah mengkalkulasi soal duit yang akan dia terima, duit operasional, dan duit suap. Keuntungannya masih tinggi. Aksi Molo mulus di tiga desa. Hingga akhirnya 2 tahun Molo sudah balik modal dengan cara mark up proyek.
Cara-cara itu dilakukan Molo sampai 25 tahun. Bukan hanya tiga desa, kini yang dikuasai Molo sudah 50 desa. Sebanyak 50 desa kerja sama dengan Molo untuk proyek yang pembengkakan biayanya luar biasa.