Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ultah Gerakan Non Blok, Bagaimana Kabarnya?

2 September 2020   06:17 Diperbarui: 2 September 2020   06:36 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soeharto saat 15 Januari 1998. foto: kompas/jb suratno dipublikasikan kompas.com

Masa-masa ini adalah ulang tahun Gerakan Non Blok (GNB) ke-59. GNB lahir dalam konferensi tingkat tinggi 1-6 September 1961 di Beograd yang saat itu masih menjadi wilayah Yugoslavia. Di Indonesia, GNB ini sangat menggema di masa Orde Baru. Apalagi Indonesia melalui Presiden Soeharto pernah memimpin GNB. Tapi, bagaimana kabarnya sekarang?

GNB ini berdiri untuk menegaskan bahwa negara anggotanya tidak berada di Blok Barat dan Timur. Blok Barat ya Amerika Serikat dan kawan kawan. Sementara Blok Timur ya Uni Soviet dan kawan kawan. Namun, pembelahan Blok Barat dan Timur ini sejatinya sudah mulai hilang ketika Uni Soviet terpecah-pecah di tahun 90-an.

Perubahan banyak negara juga terasa di masa perpecahan Uni Soviet itu. Uni Soviet sendiri terpecah menjadi banyak negara. Di antaranya Ukraina, Belarusia, Tajikistan, Kazakhstan, dan lainnya. Cengkeraman Uni Soviet secara ideologi pada negara Eropa timur juga melemah.

Karena pecahnya Uni Soviet itu memicu bersatunya Jerman. Jerman dahulu sempat terbagi dua yakni Jerman Barat yang dekat ke Amerika dan Jerman Timur yang dekat ke Uni Soviet. Bersatunya Jerman itu terjadi di tahun 1990 dengan pertanda lagu Wind of Change dari Scorpion.

Lalu bagaimana GNB. Negara GNB ini ya negara yang tak berada di blok di atas. Di antaranya Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, dan masih banyak lagi. Tercatat ada 120 negara berkembang yang menjadi anggota GNB. Keberadaan GNB ini sempat dipertanyakan setelah Uni Soviet runtuh. Namun, pada akhirnya GNB terus ada.

Ribut Sendiri

Soliditas beberapa anggota GNB menurut saya tak terlalu bagus. Sebab, antar mereka pun pernah bentrok. Banyak contohnya. Misalnya Irak dan Iran. Dua negara ini itu adalah anggota GNB. Memang Iran baru masuk menjadi anggota GNB pada 1979 setelah adanya revolusi. Jadi masih baru dibandingkan Irak yang jadi anggota sejak awal GNB berdiri.

Namun, dua negara anggota GNB itu pernah berperang. Masih ingat kan perang Irak-Iran pada 1980 sampai 1988. Artinya, sekalipun sama-sama anggota GNB, tapi malah ribut sendiri. Tak hanya itu, Irak juga melakukan invasi pada Kuwait yang memicu Perang Teluk di dekade 90-an awal. Padahal, Irak dengan Kuwait itu sama-sama anggota GNB.

India dan Pakistan juga sering bersitegang. Keduanya sering jadi pemberitaan bersitegang terkait Kashmir. Kahsmir memang wilayah yang “diperebutkan” kedua negara. Padahal, India dan Pakistan sama-sama negara GNB.

Satu lagi yang jarang jadi pemberitaan adalah perang di Yaman dari 2015 sampai saat ini. Arab Saudi terlibat dalam peperangan itu. Padahal, Arab Saudi dan Yaman adalah negara GNB. Konflik-konlik di beberapa negara di atas membuktikan bahwa anggota GNB malah ribut sendiri. Walaupun tentu saja tak bisa digeneralisir. Artinya, memang lebih banyak anggota GNB yang tak saling berperang. Tapi banyaknya kasus peperangan atau ketegangan antar negara membuktikan bahwa GNB memang tak solid.

Gigi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun