Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

TVRI, Orba, Iuran, dan Persaingan yang Berat

24 Agustus 2020   18:44 Diperbarui: 24 Agustus 2020   18:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo TVRI. Foto dok TVRI dipublikasikan Kompas.com

Selamat ulang tahun ke 58 TVRI. Semoga panjang umur dan berkah melimpah pada orang-orang yang berkarya di dalamnya.

Pada 24 Agustus 1962, televisi pertama di Indonesia pertama kali mengudara dengan acara pembukaan Asian Games 1962. Di usia yang super matang ini, ketika bicara TVRI maka yang terlintas di pikiran saya adalah Orde Baru (Orba), iuran, dan persaingan yang berat.

Ingatan saya tentang TVRI hanya berkisar pada acara di masa Orba. Aneka Ria Safari, Ria Jenaka, Album Minggu, Ohara, Friday The13th. Itu semua acara di tahun 80-an dan 90-an, masa Orba.

Selain itu, jika terlintas TVRI maka juga ingat jengkelnya dengan acara Laporan Khusus. Laporan Khusus adalah acara kegiatan Presiden Soeharto. Acara Laporan Khusus bisa mendadak. Acara apapun harus mengalah jika ada acara Laporan Khusus.

TVRI menjadi corong bagi Orba. Melalui TVRI kebijakan pemerintah disosialisasikan. Saya pun masih ingat, acara hiburan seperti Ria Jenaka kadang disisipi program pemerintah.

Acara TVRI pun menyasar sampai desa. Dulu ada yang namanya acara Klompencapir yang merupakan kependekan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa. Acara Klompencapir ini dilaksanakan di desa.

Isi acaranya? Ya salah satunya ada seperti cerdas cermat yang soalnya berkisar pertanian. Kalau lihat acara Klompencapir, pemirsa TVRI seperti dibius bahwa Indonesia itu sejahtera para petaninya. Padahal?

Lalu, informasi kritis tentang pemerintah pun tak pernah muncul di TVRI. Informasi selalu yang baik dari pemerintah. Maka tak heran jika mendengar TVRI, masih melekat ingatan zaman Orba.

Di masa TVRI pula ada iuran televisi. Iuran ini dilakukan oleh petugas sebulan sekali. Seingat saya sebulan Rp 1000. Jadi setahun Rp 12.000. Tapi ya petugasnya datang tak tentu.

Saudara saya ada yang pernah bertugas sebagai penagih iuran itu. Hehehe, kerjanya menyedihkan. Di masa akhir Orba, masyarakat sudah kritis dan menolak segala iuran tak jelas. Ada kalanya warga mengaku tak memiliki televisi, padahal memiliki antena. Setelah Orba tumbang iuran televisi itu tidak ada lagi.

Masa TVRI mulai tenggelam, menurut saya, terjadi kala TV swasta muncul. Ada RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar. Apalagi setelah RCTI dan SCTV menjual Liga Italia dan Liga Inggrisnya, menjual Si Doel dan telenovelanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun