Pertanyaan saya di artikel kompasiana akhirnya jadi kenyataan. Barcelona ditelan Bayern Munchen di 8 besar Liga Champions. Pertanyaan saya tersebut bisa dilihat di sini.
Pertanyaan itu sebenarnya adalah sebentuk kekhawatiran. Sebab, Munchen memang sangat produktif. Sementara, Barcelona morat-marit di musim ini. Pada akhirnya Munchen mampu membantai Barcelona 8-2, Sabtu (15/8/2020).
Yang makin menyesakkan bagi Barcelona adalah, dua gol Munchen dibuat oleh pemain yang mereka sia-siakan, Philippe Coutinho. Coutinho membuat gol di menit 85 dan 89. Seperti diketahui, Coutinho adalah pemain Barcelona yang dipinjamkan ke Munchen.
Coutinho hanya satu setengah musim di Barcelona. Dia akhirnya didepak karena mungkin tak memberi kontribusi yang nyata. Namun, di laga 8 besar itu, Coutinho ikut menyakiti klubnya sendiri. Sementara, Mueller membuat dua gol di menit 4 dan 31 ke gawang Barcelona.
Lewandowski membuat gol di menit 82. Joshua Kimmich membuat gol di menit 62. Ivan Perisic mencetak gol di menit 22. Gnabry mencetak gol di menit 27. Dua gol Barcelona dibuat gol bunuh diri Alaba menit 7 dan gol Luis Suarez menit 57.
Kemenangan atas Barcelona membuat Munchen akan main di semifinal. Munchen akan melawan pemenang Manchester City vs Lyon yang partainya akan dilakoni, Minggu (16/8/2020) dinihari WIB.
Munchen untuk sementara menahbiskan sebagai tim paling produktif di Liga Champions musim ini. Kini, sampai babak 8 besar usai, Munchen telah membuat 39 gol. Penyerang Munchen Robert Lewandowski juga makin nyaman di puncak topskor sementara Liga Champions musim ini.
Lewandowski kini sudah membuat 14 gol. Sepertinya, penyerang asal Polandia itu tak akan tergoyahkan di posisi puncak sampai Liga Champions usai. Sebab, saingan terdekatnya yang berpotensi menambah gol adalah rekan sendiri, Gnabry yang baru membuat 7 gol.
Tanpa Gelar
Kegagalan Barcelona di Liga Champions membuat mereka tak mendapatkan gelar apapun di musim ini. Mereka gagal juara di Copa del Rey, Piala Super Spanyol, dan LaLiga.
Ini adalah pencapaian terburuk Barcelona dalam 11 musim terakhir. Pencapaian ini lebih buruk dari musim 2013-2014 di mana Barcelona hanya mendapatkan gelar Piala Super Spanyol. Terakhir kali Barcelona tak mendapatkan trofi terjadi pada musim 2007-2008 kala masih dilatih Frank Rijkaard.
Regenerasi
Barcelona sepertinya harus cepat melakukan regenerasi. Pemain-pemain yang sudah berumur ditepikan saja. Barcelona tak bisa juara dengan modal nostalgia. Barcelona memang tim yang bermain indah ala tiki taka, tapi itu sudah lampau sekali.