Slamet minta es teh di tangan Warman sembari berpikir. "Ini kan sudah tidak adil Met. Jadi milenial itu hanya untuk anak kota atau anak yang akrab dengan telepon genggam, atau yang tiap hari buat status panas pakai akun palsu," kata Warman.
Slamet bingung Warman ngomong apa. Pandangan Slamet langsung ke arah sampingnya. "Man, itu kan Darsono," kata Slamet. Darsono adalah lelaki kelahiran 1977 yang aktif di dunia maya. Berpakaian trendi layaknya anak milenial.
Dia pakai baju yang di belakangnya ada tulisannya, "Suara Milenial". Warman curiga. Dia buntuti Darsono. Ah benar juga! Darsono mendaftar pemberdayaan dan diperbolehkan. Padahal, dia tak masuk kategori milenial. Warman teriak-teriak pada panitia. Semua orang terdiam. Warman acung-acungkan jarinya. Semua diam.
Slamet kemudian masuk dan ingin membawa Warman keluar. Tapi sebelum Slamet meraih tangan Warman, tangan Slamet malah dipegang polisi. Slamet bingung. Dia kemudian diinterogasi di kantor polisi. Slamet dituduh berbuat onar. Slamet makin bingung karena yang berbuat onar adalah Warman. Bukan hanya bingung, Slamet juga ketakutan diinterogasi polisi. Celananya sudah basah, bau pesing. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H