Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Modernitas yang Ancam Hobi Gowes Anak Desa

5 Juli 2020   18:47 Diperbarui: 5 Juli 2020   18:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon-pohon di kebun yang dibabat untuk pembangunan jalan raya. dokpri

Foto di atas saya ambil, Minggu (5/7/2020) sore. Bisa dilihat pohon-pohon di kebun itu sudah ditebangi. Anda bisa lihat bukit yang terlihat kecil itu? Nah, di antara bukit dan kebun ada Sungai Serayu yang tersohor itu.

Ini adalah cerita awal bahwa di situ nanti akan terhampar jalan raya. Jalan raya itu akan membuat jalur Purwokerto menuju Kebasen (Banyumas) dan Sampang (Cilacap) akan lebih dekat. Sebab, akan membelah Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja. Kemudian, akan dibangun jembatan yang terpatri di atas Sungai Serayu.

Saya tentu tak perlu cerita detail jalur itu. Sebab, saya tak yakin banyak yang tahu jalur itu, kecuali orang-orang Banyumas, Jawa Tengah. Hehehe. Saya hanya akan menulis efek yang muncul dari apa yang saya sebut modernisasi itu.

Jadi pembuatan jalan raya ini saya pikir karena memang ada kepentingan ekonomi. Artinya jalur distribusi barang atau orang akan makin cepat. Ada efek ekonomi yang menguntungkan. Dan memang pemerintahan Presiden Jokowi mengedepankan infrastruktur untuk kepentingan ekonomi.

Saya juga tak mau membahas soal penolakan atau penerimaan kebijakan pembuatan jalan raya itu. Sebab, memang aktivitas saya tak terlalu dekat dengan jalur itu. Lagipula memang tak ada penolakan massif soal pembangunan jalan raya itu. Warga yang rumahnya kena efek pembangunan jalan, sudah mendapatkan kompensasi.

Saya hanya ingin menulis bahwa efek modernisasi akan memberikan ancaman. Ancaman pada hobi anak-anak yang suka bersepeda. Di area yang akan jadi jalan besar itu, selama ini menjadi arena anak-anak bersepeda.

Anak-anak berhenti sejenak kala bersepeda. dokpri
Anak-anak berhenti sejenak kala bersepeda. dokpri
Mereka keliling setengah luas desa dengan sepeda. Setiap hari potret anak sibuk main sepeda selalu ada. Foto kedua, yang juga pernah saya unggah dalam tulisan saya lainnya, adalah potret anak-anak bermain sepeda. Kebanyakan mereka adalah anak kelas 1 atau 2 SD. Ada juga yang kelas 4.

Anak-anak di desa sebagian memang begitu. Suka dengan aktivitas fisik. Ya memang mereka juga ada yang suka main HP, tapi lebih banyak yang suka main sepeda. Mereka bisa leluasa main sepeda salah satunya karena jalanan di desa memang jalan kecil yang membuat lalu lalang mobil sangat sangat jarang.

Nah, jika jalan raya itu sudah jadi, maka lalu lalang mobil akan semakin banyak. Tak peduli pagi, siang, sore, malam. Kalau sudah jalan raya tentu sudah menjadi ancaman bagi anak-anak main sepeda.

Khayalan saya, jika anak-anak itu tak dikendalikan orangtuanya, maka bisa membahayakan karena sudah berhadapan dengan jalan raya. Bahkan, jalan-jalan kecil di desa berpotensi akan lebih ramai karena akan jadi akses jalan pintas ke jalan raya.

Artinya, jalan kecil di desa pun akan jadi jalur sibuk karena adanya jalan besar itu. Artinya apa? Ya artinya anak-anak harus semakin hati-hati bersepeda. Kalau tak mau khawatir, ya orangtua mungkin mikir anak-anak tak usah naik sepeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun