Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Label Anak IPA "Pandai" dan Anak IPS "Buangan" Itu Masih Ada?

5 Juli 2020   11:43 Diperbarui: 5 Juli 2020   16:01 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelajar SMA (KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT)

Dulu saat saya masih sekolah, ada label bahwa anak jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lebih pandai daripada anak jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Apakah label itu saat ini masih ada?

Ini adalah fenomena zaman tahun 90-an. Fenomena yang terjadi di SMA. Ada label yang tidak mengenakkan pada jurusan IPS dan Bahasa. Sementara, jurusan IPA dilabeli positif.

Jadi, ada label yang dimassifkan oleh oknum guru dan juga masyarakat. Setidaknya itu yang pernah saya ketahui. Jadi oknum guru itu melabeli IPA sebagai jurusan anak pintar. Kalau IPS atau Bahasa adalah jurusan buangan. Label itu juga terjadi di level masyarakat. Mereka yang masuk IPA dinilai pandai dan yang masuk IPS dinilai biasa saja.

Dulu, itulah faktanya, bahwa mereka yang pandai ilmu eksak dinilai sebagai anak pandai. Ilmu eksak itu ya matematika, biologi, fisika. Sementara, mereka yang pandai ilmu sosial atau bahasa tak dilabeli pintar. Pandai memetakan masalah sosial pun tak dinilai sebagai anak pandai. Pandai berargumentasi pun dinilai tak pandai. Ya begitulah.

Bagi saya, apa yang terjadi di masa lalu itu adalah label yang buruk. Label yang seharusnya tak muncul di dunia pendidikan. Efek label itu, bagi sebagian anak adalah, rasa minder. Minder karena mereka jurusan IPS atau Bahasa. Sementara, yang IPA percaya dirinya kadang kebablasan.

Sebuah kebiasaan atau label  kemudian telah menciptakan sebagian orang-orang kalah sebelum bertanding. Sebagian mereka sudah lesu ketika ada di IPS. Walaupun tetap saja ada anak IPS yang ingin membuktikan bahwa IPS adalah bukan jurusan buangan. Sebagian dari mereka kemudian bisa membuktikan sebagai orang berhasil sekalipun IPS.

Itu fenomena yang saya lihat di masa saya masih sekolah. Saya tak tahu apakah label yang merendahkan IPS masih terjadi? Apakah masih terjadi? Harusnya di masa yang makin maju, label itu tak ada lagi.

Labelnya harusnya adalah anak IPS pandai dalam ilmu sosial dan IPA pandai dalam ilmu eksak. Artinya semua memiliki kepandaian dengan kualifikasi masing-masing.

Nah, kalau masih ada label buruk pada IPS dan Bahasa seperti masa lalu, hanya akan memungkinkan efek buruk. Efek pertama adalah adanya orang kalah karena label. Sebagian anak IPS dan Bahasa bisa jadi sudah merasa tak pandai hanya gegara mereka jurusan IPS dan Bahasa.

Kedua, akan memunculkan pemberontakan. Pemberontakan ini adalah bagaimana sebagian anak IPS bisa memilih tak sekolah serius karena label itu. Dulu pun ada anak IPS dikenal lebih urakan dalam konteks negatif.

Mungkin mereka urakan karena merasa diamini oleh label yang buruk itu. Mungkin begini, "mumpung dilabeli buruk yakni sebagai jurusan buangan, ya sekalian saja menjadi buruk. Toh tak ada beban kan, menjadi buruk karena dilabeli buruk," mungkin seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun