Isu reshuffle menggeliat tak terbendung. Isu ini muncul setelah Presiden Jokowi marah pada jajaran menterinya belum lama ini.
Saking menggeliatnya isu reshuffle ini, dua partai yany di luar pemerintahan, digosipkan akan mendapatkan jatah menteri. Dua partai itu adalah PAN dan Demokrat. Dari PAN, Mumtaz Rais santer digosipkan masuk kabinet.
Apalagi, belum lama ini Mumtaz juga sudah bulat memutuskan tak maju dalam Pilkada Sleman. Apakah tak ikutnya Mumtaz di Pilkada Sleman karena dia akan dijadikan menteri? Bisa iya, bisa juga tidak.
Jika Mumtaz masuk kabinet Jokowi, layak ditunggu apakah sang ayah, yakni Amien Rais masih mengkritisi pemerintahan? Atau malah bisa jadi Amien paling getol mengkritik kinerja anaknya sendiri.
Sementara dari Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sang ketua umum, juga santer dikabarkan akan jadi menteri. Sebenarnya bukan kali ini saja pria yang akrab disapa AHY itu masuk dunia gosip jabatan menteri.
Saat kepemimpinan Jokowi periode dua dimulai pada 2019 lalu, AHY juga digosipkan menjadi menteri. Namun, gosip yang beredar itu tak menjadi kenyataan. Menarik juga ditunggu bagaimana reaksi sang ayah, yakni mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika sang anak menjadi menteri.
Mungkinkan?
Ya tentu mungkin saja PAN dan Demokrat masuk kabinet. Dalam politik, semuanya masih mungkin. Kemarin lawan dan kini jadi kawan, itu hal yang biasa. Namun, di sisi lain saya melihat tak aneh jika Jokowi menarik kader PAN dan Demokrat ke kabinet.
Saat ini, suka atau tidak, Jokowi benar-benar diserang dari banyak penjuru. Serangan paling kencang memang soal Covid-19. Pemerintah dinilai tak sigap di awal pandemi dan ada beberapa pernyataan membingungkan dari pemerintah.
Selain itu, RUU Haluan Ideologi Pancasila juga ikut membuat publik berpersepsi miring pada pemerintahan Jokowi. Belum lagi bagaimana Jokowi tetap menaikkan iuran BPJS Kesehatan sekalipun sebelumnya kenaikan tarif itu dibatalkan Mahkamah Agung.
Realitas politik yang tak menguntungkan itu berpotensi lebih lama lagi jika pandemi tak kunjung usai. Kesulitan ekonomi akan makin dirasakan banyak orang karena efek dari pandemi. Ketika masyarakat kesulitan ekonomi, pemerintah jadi sasaran empuk untuk dipersalahkan.