Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips bagi Pendiam Ketika Jadi Karyawan Baru

6 Juni 2020   10:29 Diperbarui: 6 Juni 2020   10:36 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi sunber shutterstock dipublikasikan kompas.com

Dunia kerja adalah dunia berkumpulnya banyak orang dengan bermacam karakter. Ada yang supel atau mudah bergaul dan ada yang cenderung pendiam. Karakter itu terbentuk salah satunya karena sejarah kehidupan antarorang yang berbeda. Adakalanya, kita sering dihadapkan pada pandangan bahwa mereka yang supel memiliki kecenderungan untuk sukses.

Supel identik dengan kemampuan untuk bisa mencair atau mudah beradaptasi. Sehingga, situasi apapun akan mudah dihadapi, apalagi jika berhadapan dengan manusia. Sementara, si pendiam sering dipandang sebagai orang yang sulit untuk sukses. Tapi, semua itu sudah tak relevan lagi karena pendiam pun bisa sukses.

Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia dalam sebuah wawancara mengidentifikasikan sebagai orang yang pendiam. Namun, secara tidak langsung dia juga menjelaskan bahwa diam bukan berarti tak bisa kerja dan tak bisa komunikasi. Nah, bagi para newcomer pendiam di dunia kerja, inilah tips yang bisa dilakukan agar kamu bisa terus bertahan, bekerja, berkarya, dan sukses.

Amati dan ikuti dinamika kerja

Bagi pendatang baru, yang pasti adalah tak terlalu tahu dinamika kerja di perusahaan atau instansinya. Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengamatinya. Amati apa dinamika kerja di tempat kerja Anda. Bagaimana relasi antarkaryawan, relasi antarkaryawan dan pimpinan. Relasi di saat kerja dan relasi di saat istirahat kerja.

Anda bisa mencontoh macam-macam relasi tersebut. Jika memang tempat kerja Anda adalah orang-orang yang formalistik, maka ikuti saja. Formalistik misalnya adalah berpakaian kerja yang formal, berkomunikasi formal dengan mengedepankan status atasan dan bawahan. Ciri formal lainnya adalah mengetuk pintu ruang atasan ketika ingin bertemu, atau istirahat kerja yang tak cair alias taka da berbincangan santai antara atasan dan bawahan.

Jika tempat kerja Anda adalah kumpulan orang nonformal, maka ikuti saja. Misalnya, tempat kerja Anda lebih mengedepankan kinerja daripada penampilan. Penampilan tak terlalu formal bisa dilihat ketika pekerja lebih suka memakai kaus, sepatu sport, celana jeans, dan sejenisnya. Nonformal juga bisa dilihat dari relasi antara atasan dan bawahan yang tanpa sekat. Hubungan atasan dan bawahan bisa cair di masa istirahat.

Jangan sok tahu dan jadilah diri sendiri

Jangan merasa sok tahu di lingkungan kerja Anda yang baru. Misalnya, saat masa istirahat ketika ada yang berbicara tentang pekerjaan, maka Anda diam saja dan belajar dari apa yang diperbincangkan senior Anda. Tak perlu menyela dan sok tahu dengan memberikan pendapat.

Langkah tidak sok tahu ini bisa dilakukan sampai sekitar enam bulan. Jika Anda sudah tahu celah perbincangan, maka Anda bisa ikut mengalir dalam perbincangan. Baik itu perbincangan di masa sela-sela kerja atau di masa istirahat.

Jika Anda memang pendiam, maka tak perlu ikut berbusa-busa berbicara. Diam saja menikmati kediaman Anda. Tak perlu mencari perhatian dengan membuat joke yang tak bermutu. Tak perlu juga karena ingin diperhatikan, ikut berbusa-busa berbicara. Diam saja karena Anda memang pendiam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun