Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cari Rezeki dengan Kontroversi

21 Mei 2020   18:42 Diperbarui: 21 Mei 2020   18:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya ilustrasi. KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

Saya tak mau terlalu urusan dengan cara orang mencari rezeki. Tapi, saya menjadi terseret untuk ikut nimbrung ketika anak-anak kecil tervirusi kenegatifan atau kontroversi yang seperti dimaafkan.

Misalnya begini, lewat layar televisi. Ada yang membuat video video yang memperlihatkan musibah yang dialami seseorang. Lalu, dari musibah itu direspons dengan tertawa. Anak-anak pun yang melihat TV ikut menertawai musibah yang dialami orang.

Apalagi jika lewat telepon genggam. Melihat aksi tipu-tipu yang menyayat perasaan orang didefinisikan sebagai hiburan. Aksi seperti itu akan masuk dalam memori anak-anak. Anak-anak kemudian memiliki memori bahwa menyayat hati orang adalah sebuah hiburan.

Jika fenomena ini terus menggunung, saya khawatir akan muncul generasi yang apatis. Generasi yang tak menghargai kemanusiaan orang lain. Ketika anak-anak kita makin dewasa, makin susah dikendalikan. Makin repotlah kita semua.

Tapi di sisi lain, memaksa orang agar tidak mencari rezeki dengan kontroversi juga tak mungkin. Apalagi, jika peraturan negara tak melulu melarang mencari nafkah dengan kontroversi.

Kalau kita tak bisa memaksa cara orang mencari rezeki, sementara cara mereka berpotensi merusak masa depan anak kita, lalu kita bagaimana? Saya tak tahu jawaban komprehensifnya bagaimana.

Namun, saya hanya bisa bilang bahwa kampanye mencari rezeki yang sehat terus digalakkan. Digalakkan dengan cara kita, digalakkan dengan tulisan kita, digalakkan pada anak didik kita, digalakkan pada anak kita. Kita bicarakan efek negatif yang bisa merongrong kehidupan kita.

Pertarungannya kemudian hanya di tingkat kampanye. Kampanye mencari rezeki yang sehat, yang tak henti kita lakukan. Kampanye demi kemanusiaan dalam perspektif kita. Hanya itu saja mungkin. Jika pun tak sepakat tak apa karena masing-masing kita merdeka menentukan hidup kita. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun